Liputan6.com, Jakarta - Dilema harga BBM masih dirasakan presiden terpilih Joko Widodo alias Jokowi beserta pendukungnya. Jokowi ingin berbagi tugas menaikkan harga BBM dengan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat ini.
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengatakan, harus ada pertemuan antara kedua pihak untuk berdiskusi membicarakan permasalahan BBM. Karena bagaimana pun, masalah ini harus dibicarakan dengan baik.
"Kalau permasalahan BBM itu sudah pasti hal yang pasti. Devisit anggaran tentu memberatkan pemerintahan yang baru ke depan. Maka harus ada solusi yang baik, bisa duduk bersama barangkali kita harapkan, existing pemerintahan yang sekarang Pak SBY dengan Jokowi untuk mendiskusikan bersama dari hati ke hati," kata Paloh usai bertemu dengan Jokowi di Rumah Transisi, Jakarta, Senin (25/8/2014).
Sampai saat ini memang belum ada tanda-tanda SBY akan menaikkan harga BBM pada penghujung masa jabatannya. Tapi, Paloh masih percaya SBY mau melakukan kebijakan itu.
"Belum tentu, belum pasti. Bisa saja Pak SBY menerima pikiran-pikiran yang dianggap memberikan asas manfaat bagi kepentingan rakyat saya pikir," imbuh Paloh.
Dirinya tidak bisa mengungkapkan, setuju atau tidak kenaikan BBM dilakukan pada pemerintahan Jokowi. Sebab, semua itu merupakan hak penuh Jokowi. Yang terpenting pertemuan antara Jokowi dengan SBY menemui kata sepakat.
"Bagaimana pun saya katakan tadi harus duduk bersama," tutup Paloh.
Paloh: SBY dan Jokowi Harus Duduk Bersama Bahas Harga BBM
Harus ada pertemuan antara keduanya untuk berdiskusi membicarakan permasalahan BBM.
Advertisement