Liputan6.com, Jakarta - Harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di Indonesia Rp 6.500 per liter. Harga ini merupakan yang termurah di kawasan ASEAN. Di negara lain harga BBM bersubsidi mencapai Rp 9.300 per liter. Perbedaan yang jauh ini membuat pemerintah berencana menaikkan harga BBM.
Deputi Tim Transisi Andi Widjajanto mengatakan, ada beragam opsi yang sudah disiapkan Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) untuk menanggulangi masalah BBM ini. "Opsi-opsi sudah dibuat, nanti tinggal Pak Jokowi memutuskan," kata Andi di kantor Tim Transisi, Jakarta, Rabu (27/8/2014).
Salah satu opsi itu adalah menaikkan harga BBM bersubsidi. Batas kenaikan tertinggi pun sudah ditetapkan angkanya.
"Opsi-opsi sudah disampaikan, mulai dari opsi 500, 1.000, 1.500, akan dimusyawarahkan bareng-bareng antara SBY dan Jokowi, opsi kenaikan paling tinggi 3.000 langsung di 2014 atau disebar beberapa kali," ungkap Andi.
Ada 5 alasan Indonesia harus menaikkan harga BBM-nya. Pertama, harga terlalu murah dibandingkan dengan negara lain. Kedua, kuota BBM bersubsidi yang ditetapkan DPR bersama pemerintah setiap tahun selalu terlampaui sehingga disinyalir jebolnya kuota ini karena penyelundupan di mana-mana.
Ketiga, sejak awal dekade 2000, Indonesia telah beralih status dari negara eksportir menjadi net importir minyak. Keempat, subsidi BBM yang berlangsung selama ini tidak sesuai ketentuan UU 30/2007 tentang Energi.
Terakhir, seperlima APBN telah tersedot untuk subsidi energi yang bersifat konsumtif. Hal ini membuat ruang gerak belanja negara untuk sektor produktif yang lebih bersifat jangka panjang menjadi terbatas.
Advertisement
Opsi-opsi ini muncul setelah beberapa pekan terakhir terjadi kelangkaan BBM di berbagai stasiun pengisian bahan bakar minyak di beberapa daerah di Indonesia. (Ans)