Liputan6.com, Jakarta - Presiden terpilih Jokowi mengaku pihaknya akan memangkas beberapa mata anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dianggap menjadi sumber pemborosan uang negara. Namun demikian, Jokowi mengaku tidak semua anggaran akan dipangkas. Â
"‎‎Ya kegiatan-kegiatan yang jauh berkaitan dengan kebangunan untuk rakyat, ya itu dikurangi dong," ujar Jokowi di Balaikota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat, (12/9/2014).
Pria bernama lengkap Joko Widodo ini pun merinci beberapa anggaran yang dianggap memberatkan dan menjadi sumber pemborosan dan tidak berorientasi pada kepentingan rakyat. Diantaranya disebut anggaran perjalanan dinas, anggaran rapat kementerian yang jumlahnya mencapai Rp 18 trliun.
"Contoh perjalanan dinas, berapa anggarannya? (15 Triliun), separoh saja cukup. Apa lagi? Rapat, berapa triliun? (18 Triliun) separoh saja lebih dari cukup. Kalau mobil? wong nggak jadi gitu, lalu apalagi? Gaji? Kerja aja belum kok mau naik, logikanya dimana? Kamu kerja aja belum mau naik, gimana," ucap Jokowi.
Terkait dengan anggaran rapat kementerian, Jokowi menilai anggaran Rp 18 triliun pertahun terlalu besar. Dia pun meminta agar di masa pemerintahannya nanti, tiap kementerian lebih memanfaatkan ruangan rapat di kantor masing-masing ketimbang harus mengeluarkan anggaran untuk menyewa ruangan di tempat lain.
"Ya jumlah segitu rapat apa itu lho? Coba? Rapat di kantor masing-masing kan juga ada, ruang kantor, hall-nya (ada), kementerian, kan punya hall. Punya ruang rapat. Ya kalau tidak ada ya nggak apa-apa di hotel, ya tapi kalau Rp 18 triliun uang apa itu?" jelas Jokowi.
Jokowi Akan Pangkas Pos Anggaran APBN Ini
Namun demikian, Jokowi mengaku tidak semua anggaran akan dipangkas.
Advertisement