Liputan6.com, Jakarta - Presiden terpilih Jokowi terancam tidak dapat menggunakan ajudan pribadi yang sudah menemaninya sejak di Solo ke Istana. Sebab, seluruh ajudan yang menemaninya saat menjabat sebagai presiden merupakan dari TNI dan Polri.
Namun, pendapat berbeda muncul dari Kepala Dinas Penerangan TNI Mayjen TNI Fuad Basya. Sejatinya, ajudan memang disiapkan dari unsur TNI dan Polri. Presiden sendiri yang memilih 4 dari 16 personel yang disiapkan. Tapi, kalau Presiden menginginkan ada 1 sipil itu semua diserahkan kembali kepada presiden.
"Saya kira itu tergantung beliau. Kalau beliau minta dari sipil. Masak presiden minta kita larang," kata Fuad di Mabes TNI, Jakarta, Rabu (17/9/2014).
Fuad mengatakan, TNI sudah menyiapkan 16 personel terbaik yang akan dipilih langsung presiden menjadi 4 ajudan. Kalau nantinya presiden meminta 1 lagi dari sipil, ajudan akan bertambah menjadi 5 orang.
"Dari TNI AU 1 orang, TNI AD 1 orang, TNI AL 1 orang, dari Polri 1 orang. Kalau minta sipil berarti jadi 5 kan," lanjut Fuad.
Paling tidak, ada rangkaian tes yang harus dilalui untuk bisa menjadi ajudan presiden. Setidaknya ada 3 unsur besar yang harus dijalani dan lulus dari tes. 3 Unsur itu disebut Trisakti Wiratama. Yakni tanggap, tanggon, dan trengginas.
"Jadi yang dites intelektualnya, kepribadiannya, dan fisiknya. Yang boleh memenuhi syarat yang 3 itu. Nggak boleh hanya kuat saja, nggak boleh hanya pintar saja, nggak boleh hanya kepribadiannya saja. Tiga-tiganya harus mereka miliki secara seimbang sehingga betul-betul bisa mengikuti irama presiden," tandas Fuad. (Mvi)
Ini Rangkaian Tes untuk Jadi Ajudan Jokowi
TNI sudah menyiapkan 16 personel terbaik yang akan dipilih langsung presiden menjadi 4 ajudan Jokowi.
Advertisement