Liputan6.com, Jakarta Presiden terpilih Jokowi membuka kemungkinan bergabungnya politisi dari Koalisi Merah Putih (KMP) dalam kursi kabinetnya. Lantas bagaimana Koalisi Merah Putih menanggapi hal itu. Berminatkah menjadi menteri dalam pemerintahan Jokowi-JK?
Juru Bicara Koalisi Merah Putih Tantowi Yahya mengaku, pihaknya mengapresiasi dan merasa terhormat dengan pernyataan Jokowi tersebut. Namun menurutnya, Koalisi Merah Putih secara tegas akan menolak tawaran tersebut.
"Koalisi merah putih akan ada di luar pemerintahan. Akan aneh kalau secara kelembagaan berada di luar pemerintah, tapi kader (Koalisi Merah Putih) duduk di pemerintahan atau jadi menteri Jokowi," kata Tantowi di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Kamis (18/9/2014).
Anggota Komisi I DPR itu berujar, pihaknya tidak dapat mengukur loyalitas dari para kader partai yang berada di Koalisi Merah Putih. Menurutnya, urusan pribadi seseorang jika mau menolak atau menerima tawaran sebagai menteri.
"Itu pribadi masing-masing. Tapi rakyat bingung kalau hal itu terjadi," ujar Tantowi.
Meski begitu, lanjut Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar, pihaknya tidak dapat memungkiri banyak orang yang kompeten dalam partai politik, baik di kubu Jokowi-JK atau koalisi merah putih. Menurutnya, hal itu yang menjadi pertimbangan menjadikan kader sebagai menteri.
"Kalau ada kader koalisi merah putih ditarik menteri silakan saja. Asalkan tidak merepresentasikan Koalisi Merah Putih," tandas Tantowi.
Koalisi Merah Putih yang terdiri dari Partai Gerindra, Golkar, PKS, PPP dan PAN menyatakan tetap menjadi penyeimbang dalam pemerintahan Jokowi-JK. Bahkan, petinggi PAN meminta Jokowi agar tidak mengejar-ngejar parpol di KMP untuk masuk ke dalam kabinetnya mendatang. (Yus)
Tantowi: Aneh Jika Kader Koalisi Merah Putih Jadi Menteri Jokowi
Tantowi mengaku pihaknya tidak dapat mengukur loyalitas dari para kader partai yang berada di Koalisi Merah Putih.
Advertisement