Liputan6.com, Jakarta - Partai Demokrat menyatakan dukungan terhadap pilkada langsung atau dengan kata lain memilih untuk tetap menggelar pilkada oleh rakyat, seperti yang diterapkan saat ini.
Menanggapi hal itu, Wasekjen Komite Indenpenden Pemantau Pemilu (KIPP), Girindra Sandino mengatakan, masuknya Partai Demokrat dalam barisan pendukung pilkada langsung membuat peta politik berubah. Dukungan penuh Demokrat justru dapat memenangkan pilkada langsung.
"Jika melalui mekanisme voting di DPR RI, koalisi pendukung pilkada langsung sudah menang di atas kertas," kata Girindra, saat konferensi pers di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat 19 September 2014.
Berdasarkan catatan KIPP, PDIP memiliki 94 kursi, PKB 38 kursi, Hanura 16 kursi, ditambah Demokrat 148 kursi. Totalnya, 286 kursi atau 51%. Sedangkan, pendukung pilkada melalui DPRD, Golkar 106 kursi, Gerindra 26 kursi, PKS 57 kursi, PAN 46 kursi, dan PPP 38 kursi. Titalnya 273 kursi atau 48,7%.
"Singkatnya, Koalisi Merah putih sedang galau dan pusing gara-gara Demokrat berbalik mendukung pilkada langsung. Kita lihat saja nanti 25 September 2014, voting RUU Pilkada di DPR," ujar Girindra.
Sementara, Direktur Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti menjelaskan, meski menang posisi, pendukung pilkada langsung belum aman sepenuhnya. Sebab ada kemungkinan anggota DPR justru tidak datang dan mengurangi suara saat voting nanti.
"20 saja tidak datang, kalah pilkada langsung. Maka dari itu, partai politik pendukung pilkada langsung harus benar-benar menjaga agar seluruhnya datang dalam paripurna," tegas Ray.
KIPP: Koalisi Merah Putih Galau Gara-gara Demokrat
Masuknya Partai Demokrat dalam barisan pendukung pilkada langsung membuat peta politik berubah.
Advertisement