Liputan6.com, Jakarta - Partai Demokrat dibanjiri tawaran sejumlah posisi dan jabatan dari Koalisi Indonesia Hebat pengusung Jokowi-JK dan Koalisi Merah Putih (KMP). Termasuk jabatan menjadi Ketua MPR dan menteri.
Hal ini diakui oleh juru bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul. Namun, Ruhut menyatakan, partainya memilih untuk tetap netral.
"Tegas saya katakan, bahwa PD itu penyeimbang. Kedua kubu itu menawarkan. Tapi yang lebih dulu menawarkan posisi MPR itu PDIP, mengingat sejarahnya Taufik Kiemas," kata Ruhut di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (30/9/2014).
"Saya saja ditawarkan menjadi menteri, namun saya tegaskan kita netral," imbuh dia.
Ruhut mengatakan, melalui anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Pramono Edhie Wibowo pada rapat pleno 29 September 2014 kemarin, partainya telah menyatakan sikap untuk tak bermain dua kaki.
"Rapat pleno kemarin, Pak Pramono Edhie juga tegas mengatakan kita tetap netral. Kita tidak akan mengejar jabatan, bahkan kita siap puasa jabatan. Jadi jangan merasa menjabat ketua DPR sudah merasa kuat," ucap Ruhut.
Sebelumnya, Koalisi Merah Putih (KMP) berusaha 'merayu' Partai Demokrat (PD) untuk merapat ke kubu mereka. Tak tanggung-tanggung, kursi pimpinan MPR pun ditawari untuk partai berlambang mercy tersebut.
Namun, politisi Partai Golkar yang juga juru bicara KMP Tantowi Yahya mengatakan, keputusan tersebut masih belum final karena menunggu keputusan resmi dari Ketua Umum PD, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). "Belum ada kesepakan final dari Pak SBY. Belum terlihat juga bagaimana posisi Demokrat nanti (menerima atau menolak tawaran)," tandas Tantowi. (Mut)