Sukses

Detik-detik Hilangnya Palu Ceu Popong Saat Sidang Paripurna DPR

Dalam video di Youtube, mereka yang sebelumnya teriak-teriak interupsi maju ke hadapan meja pimpinan sidang Popong Otje Djundjunan.

Liputan6.com, Jakarta - Sidang Paripurna perdana DPR periode 2014-2019 diwarnai kericuhan. Para anggota dewan yang baru saja dilantik langsung bersidang memilih Ketua dan Wakil Ketua DPR.

Kericuhan berawal tak lama setelah Fraksi PDIP masuk ruang sidang pada Rabu 1 Oktober 2014 malam. Hujan interupsi pun tak terelakan. Lalu microphone yang ada di meja anggota dewan tiba-tiba mati.

Dalam video di Youtube, mereka yang sebelumnya teriak-teriak interupsi pun maju ke hadapan meja pimpinan sidang Popong Otje Djundjunan. Mereka memprotes Popong yang dianggap tidak demokratis dalam memimpin sidang.

Pambatas antara meja pimpinan sidang dan anggota dewan pun diterabas. Puluhan anggota DPR berhasil naik ke depan meja pimpinan sidang. Kericuhan terjadi.

"Ini tidak boleh ke sini (ke meja pimpinan sidang)," tegas Popong.

Beberapa anggota dewan yang bicara melalui microphone pun meminta Popong mengetuk palu untuk menskors Sidang Paripurna. Namun, tiba-tiba politisi senior Partai Golkar yang akrab disapa Ceu Popong itu teriak kehilangan palu sidang.

"Mana paluna euweuh? (Di mana palunya tak ada?)" heran Ceu Popong.

Kericuhan pun terus berlangsung hingga pengamanan dalam (Pamdal) DPR turun tangan melerai anggota dewan yang terlibat cekcok. Meski tanpa palu, Popong pun akhirnya menskors sidang.

Petugas Pamdal langsung sigap membentuk pagar betis untuk melindungi Popong dan pimpinan sidang lainnya dari Partai Gerindra, Ade Rezki Pratama.

Tak lama, sejumlah anggota dewan yang tadinya memenuhi meja pimpinan sidang berangsur-angsur turun dan kericuhan pun mereda.