Sukses

Jokowi Termakan Kata-katanya Sendiri jadi Terpopuler

Pernyataan Jokowi tidak bagi-bagi kursi dinilai menjadi bumerang baginya.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) dinilai pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Pangi Syarwi Chaniago telah termakan oleh kata-katanya sendiri.

Yang dimaksud adalah untuk tidak bagi-bagi kursi kabinet pemerintahan yang dilontarkan Jokowi sewaktu kampanye. Dampaknya, Jokowi sulit untuk mendulang dukungan di DPR.

Sebab menurut pengamat, realitas politik memang demikian. Partai lain baru mau bergabung ke koalisi PDIP apabila ada tawaran menggiurkan. Misalnya diberikan kursi menteri.

Kabar tersebut menjadi yang terpopuler di Kanal Indonesia Baru Liputan6.com edisi Jumat 3 Oktober 2014. Berikut berita TOP 5 selengkapnya.

1. Ruhut khawatir Setya Novanto

Banyak yang menyayangkan dipilihnya Setya Novanto menjadi Ketua DPR, karena politisi Partai Golkar itu kerap dikaitkan dengan kasus korupsi yang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Tak terkecuali politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul yang mengaku jika dirinya sempat khawatir atas kredibilitas Bendahara Umum Partai Golkar tersebut dengan jabatan barunya di parlemen.

Selengkapnya: Setya Novanto Jadi Ketua DPR, Ruhut Khawatir KPK Punya Bukti

2. Jokowi Harap Perppu SBY Tak Dijegal

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) terkait pemilihan kepala daerah (pilkada). Dalam prosesnya, SBY berharap DPR dapat menerima Perppu itu kendati ada kemungkinan penolakan.

Terkait hal ini, Presiden Terpilih Jokowi yang sejak awal mendukung Pilkada langsung berharap Perppu Pilkada langsung tidak ditolak oleh DPR. Ia juga berharap, tidak ada upaya politis untuk menjegal Perppu tersebut.

Selengkapnya: Jokowi: Kalau Jegal-menjegal Terus, Nggak Rampung-rampung

3. KMP Dinilai Tak Komit Anti-Korupsi

Indonesia Corruption Watch menilai Koalisi Merah Putih (KMP) tak berkomitmen menegakkan semangat anti-korupsi. Hal ini, menurut peneliti ICW bidang politik, Abdullah Dahlan tercermin lewat dukungan kepada paket Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Menurut Abdullah, KMP tidak mempertimbangkan rekam jejak pimpinan DPR yang baik, terutama setelah Setya Novanto, dinobatkan menjadi Ketua DPR RI periode 2014-2019.

Selengkapnya: Setya Novanto Ketua DPR, KMP Dinilai Tak Komit Anti-Korupsi

4. Puan Sedih Tak Sua SBY

Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengaku sedih karena kubunya tak bisa bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dia pun mengaku, pada saat itu ingin bertemu secara kekeluargaan namun tetap saja tidak diterima.

"Dari jam 1 siang saya, Jokowi, JK, dan Surya Paloh sudah ngumpul bareng buat ketemu Pak SBY. Sudah beragam cara dilakukan, menghubungi semua jalur agar bisa berkomunikasi dengan SBY. Saya juga sedih ini nggak ketemu, sudah setengah hari tidak direspons," ujar Puan.

Selengkapnya: Puan PDIP: Saya Sedih Tidak Bisa Bertemu SBY

5. Jokowi Termakan Kata-katanya

Presiden terpilih Joko Widodo alias Jokowi diminta menarik 1 partai lagi dari Koalisi Merah Putih (KMP). Sehingga Koalisi Indonesia Hebat yang mendukung Jokowi-JK, bisa lebih kuat di parlemen.

"Nggak ada solusi, kecuali menyakinkan partai PPP, PAN atau pun Demokrat, karena Gerindra dan PKS tidak akan mungkin. Nggak ada solusi kecuali meyakinkan partai di KMP," ujiar pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Pangi Syarwi Chaniago.

Selengkapnya: Pengamat: Jokowi Termakan Kata-katanya Sendiri