Liputan6.com, Jakarta - Pertarungan Jokowi dan Prabowo Subianto tak usai di palu Mahkamah Konstitusi (MK). Ketegangan kedua kubu kini berlanjut ke gedung parlemen. Setelah DPR dikuasai, kursi pimpinan MPR pun menjadi incaran.
Jelang pemilihan pimpinan MPR pada Senin 6 Oktober 2014, masing-masing kubu menggelar pertemuan. Membahas strategi memenangkan kursi pimpinan.
Koalisi Merah Putih
Advertisement
Toyota Lexus warna putih B 17 PSD melaju ke kediaman Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie atau Ical pada malam takbiran Idul Adha, 4 Oktober 2014 kemarin. Sesampai di sana mobil tersebut langsung masuk ke pekarangan rumah Ical. Pintu gerbang pun langsung ditutup.
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto diketahui berada dalam mobil itu. Pertemuan mereka kemudian berlangsung tertutup.
"Kita mau berunding dan kita mau bermusyawarah.‎ Kita malam ini ngobrol-ngobrol, bincang-bincang saja. Kebetulan kan nanti Senin soal pemilihan Ketua MPR," kata Wakil Ketua DPR Fadli Zon‎ di kediaman Ical, Jalan Ki Mangun Sarkoro Nomor 42, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu 4 Oktober 2014 lalu.
Fadli Zon mengatakan, pertemuan malam kemarin dihadiri para ketua umum dan petinggi partai yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih.‎ Bahkan, mereka juga mengundang Partai Demokrat.
"Jadi kita tentu berbagi peran, tidak hanya di DPR kemarin, tapi juga di MPR. Kita rancang (strategi) bersama kawan-kawan di tim Koalisi Merah Putih," ucap Fadli.
Dia menyatakan, KMP telah menyepakati calon ketua MPR yang akan dibahas Senin 6 Oktober 2014 besok, berasal dari Partai Demokrat. Namun siapa nama-nama yang akan menduduki calon Ketua MPR dari Partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono itu, Fadli Zon enggan membeberkan.
Sementara itu , beredar kabar, mantan Ketua Fraksi Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf yang didaulat sebagai calon Ketua MPR dari KMP.
"Mengenai nama itu diserahkan kepada partai masing-masing, tapi mengenai keputusan sidangnya mungkin baru besok," ujar Fadli.
Lalu apa kata Partai Demokrat soal kadernya yang dipinang menjadi pimpinan MPR dari KMP?
Juru bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengatakan, keputusan calon pimpinan MPR yang diusulkan Partai Demokrat berada di tangan SBY. Ruhut mengakui memang ada nama Nurhayati Ali Assegaf dan Syarief Hasan. Namun, imbuh dia, tetap belum bisa dipastikan.
"Kita tunggulah. Ojo kesusu (jangan terburu-buru), biar Pak SBY yang memutuskan," ujar Ruhut 4 Oktober 2014 lalu.
Di sisi lain, PPP mengisyaratkan mengincar jabatan wakil ketua MPR. Hal itu tersirat dari jawaban Ketua DPP PPP Achmad Dimyati Natakusumah saat hendak masuk ke dalam rumah Ical.
"Doakan saja (Wakil Ketua MPR), " kata Dimyati di rumah Ical.
Sementara itu, Ketua Fraksi PAN Tjatur Sapto Edi tak banyak bicara mengenai jatah kursi untuk PAN. Menurut Tjatur, posisi untuk PAN adalah posisi yang wajar-wajar saja. "Yang wajar saja," ujar Tjatur tanpa menjelaskan lebih detail posisi yang dimaksud.
Sementara itu, juru Bicara KMP Tantowi Yahya membeberkan, (KMP) telah mematangkan paket pimpinan MPR untuk periode 2014-2019. Paket pimpinan MPR itu akan diisi oleh 4 partai politik yang tergabung dalam KMP serta 1 dari DPD.
Dengan paket pimpinan MPR, maka otomatis ada 2 parpol di KMP yang tidak kebagian jatah pimpinan MPR. Mengenai itu, Tantowi meminta, agar partai-partai yang dimaksud untuk legowo menerima.
Koalisi Indonesia Hebat
Kurang dari 24 jam dari pertemuan KMP, Koalisi Indonesia Hebat pendukung Jokowi-JK pun saling merapat. Para petinggi parpol pengusung Jokowi-JK itu menggelar pertemuan di kediaman Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Menteng, Jakarta Pusat.
"Pertemuan hari ini, Ibu Mega, mengundang pimpinan partai Jokowi-JK silahturahmi. Namun sekaligus membicarakan agenda, salah satunya membahas masalah MPR," ujar politisi PDIP Pramono Anung di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta, Minggu (5/10/2014).
Tak cuma para pimpinan parpol, presiden terpilih Jokowi juga hadir dalam pertemuan itu. Mengenakan baju putih, Jokowi tiba di rumah Mega sekitar pukul 13.30 WIB. Dia tak banyak bicara. Mantan Walikota Solo itu hanya melemparkan senyuman saja.
Sementara itu, PDIP mengungkapkan harapannya agar ada kesempatan meraih kursi pimpinan MPR tanpa voting melainkan dengan musyawarah. Pramono menegaskan, masih ada kesempatan bermusyawarah dalam pengambilan keputusan pemilihan pimpinan MPR dalam rapat paripurna besok.
"(Berharap) Alternatif bersama, kita musyawarah, namanya majelis musyawarah. Dan selama ini di MPR tidak ada pemungutan suara," jelas Pramono.
"Yang jelas tentunya kita masih berharap (tak voting), karena ini lembaga MPR harusnya masih ada ruang musyawarah. Tetapi kami menyadari jika tidak ada ruang itu, kita mempersiapkan langkah yang kita diskusikan tadi," imbuh dia.
Hal ini disepakati oleh presiden terpilih Jokowi. "Kita ingin, musyawarah untuk mufakat, itu sudah," ujar Jokowi.
Setelah jam demi jam terlewati, pertemuan itu pun rampung. Koalisi Indonesia Hebat sepakat, mendukung tawaran Dewan Perwakilan Daerah (DPD) untuk mengusulkan anggotanya menjadi ketua MPR.
Namun Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengatakan, pertemuan tadi belum memunculkan nama calon Ketua MPR dari DPD.
"Kita sepakat akan mendorong dan mendukung keinginan DPD untuk menjadi ketua MPR," ujar pria yang karib disapa Cak Imin itu.
Cak Imin berharap, agar tak ada lagi 'kubu-kubuan' di rapat paripurna pemilihan pimpinan MPR. "Sidang MPR nanti pemilihan ketua, kami sepakat tidak ada kubu-kubuan. Seperti terjadi di DPR," tutur dia.
"Kita juga berdoa sidang MPR besok penuh suasana kebersamaan dan mengedepankan musyawarah mufakat," harap Cak Imin. (Ans)