Liputan6.com, Jakarta - Politisi Partai Demokrat Nurhayati Assegaf dicalonkan menjadi Presiden Inter Parliamentary Union (IPU). Sedianya pemilihan pucuk pimpinan parelemen dunia itu akan dilaksanakan di Jenewa, Swiss, 16 Oktober mendatang.
"Pencalonan saya sudah resmi di web resmi IPU. Saya salah satu kandidat dari empat negera lain," kata Nurhayati di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (9/10/2014).
Nurhayati menyatakan, persaingan puncak pimpinan IPU tak mudah. Dia harus bersaing dengan calon dari negara maju lainnya.
"Pencalonan ini tidak mudah kita bersaing dengan negara kuat. Ada calon Australia Maladewa, dan Bangladesh," ujar dia.
Mantan Ketua Fraksi Partai Demokrat itu mengatakan, jika terpilih menjadi presiden IPU, dia akan membawa IPU lebih terbuka. Nantinya, ia akan menjadikan IPU jembatan berbagai kepentingan parlemen antarnegara.
"Saya mempunyai visi, IPU untuk semua. Saya akan menjembatani IPU dengan pemerintah, dengan negara maju, dan negara belum berkembang," tandas Nurhayati.
Ketua DPR Setya Novanto sebelumnya mengatakan, pihaknya telah menghubungi pemerintah, dalam hal ini Menteri Luar Negeri untuk menjadi tim sukses Nurhayati dalam pencalonan kandidat Presiden IPU yang akan digelar di Jenewa Swiss.
Pengalaman Nurhayati dinilai tak diragukan lagi. Wanita kelahiran 51 tahun lalu itu pernah bergabung dalam komite perempuan parlemen tahun 2010-2012, 2012-2014. Karenanya, ia dapat diandalkan bagi bangsa Indonesia.
"Kita doakan Bu Nurhayati sukses," tandas Setya.
Nurhayati: Tak Mudah Bersaing Jadi Presiden Parlemen Dunia
Pemilihan Presiden Parlemen Dunia itu akan digelar di Swiss, 16 Oktober mendatang.
Advertisement