Komisi Pemilihan Umum (KPU) sampai kini masih menyiapkan semua kebutuhan logistik Pemilu 2014. Khusus untuk kebutuhan kotak dan bilik suara, KPU masih melakukan penghitungan secara menyeluruh.
"Kebutuhan pastinya saya belum dapat informasi, karena kemarin kita baru rapat kerja di Ancol mengenai logistik. Saat ini kita sedang maping dan stock opname (penghitungan kembali-red) soal kotak dan bilik. Jadi nanti ada pelaporan kotak dan bilik itu berapa dari daerah," ujar Komisioner KPU Ferry Kurnia Rizkiyansyah di kantornya, Jakarta, Jumat (28/6/2013).
Ferry menjelaskan, nantinya setelah penghitungan kebutuhan logistik rampung selanjutnya baru dilakukan produksi. Berbeda dengan pemilu sebelumnya, kotak dan bilik suara akan menggunakan bahan habis pakai.
"Jadi bukan barang inventaris. Karena persoalan sekarang kan persoalan inventaris, sedangkan proses maintenance-nya tidak ada, uang peliharaanya tidak ada, gedungnya tidak ada, tidak disediakan," jelasnya.
Selain alasan di atas, lanjut Ferry, kebijakan baru ini juga akibat logistik Pemilu 2004 lalu banyak mengalami kerusakan dan penyusutan. "Jadi nanti biliknya dari kardus, kotak suaranya nggak lagi pakai aluminium seperti Pemilu 2004. Jadi nanti dari fiber dan transparan seperti di negara-negara lain."
"Dan itu bisa lebih murah cost-nya, cuma kita belum mempresentasikan berapa lebih murahnya. Cuma pasti itu lebih murah," imbuh Ferry. (Ali)
"Kebutuhan pastinya saya belum dapat informasi, karena kemarin kita baru rapat kerja di Ancol mengenai logistik. Saat ini kita sedang maping dan stock opname (penghitungan kembali-red) soal kotak dan bilik. Jadi nanti ada pelaporan kotak dan bilik itu berapa dari daerah," ujar Komisioner KPU Ferry Kurnia Rizkiyansyah di kantornya, Jakarta, Jumat (28/6/2013).
Ferry menjelaskan, nantinya setelah penghitungan kebutuhan logistik rampung selanjutnya baru dilakukan produksi. Berbeda dengan pemilu sebelumnya, kotak dan bilik suara akan menggunakan bahan habis pakai.
"Jadi bukan barang inventaris. Karena persoalan sekarang kan persoalan inventaris, sedangkan proses maintenance-nya tidak ada, uang peliharaanya tidak ada, gedungnya tidak ada, tidak disediakan," jelasnya.
Selain alasan di atas, lanjut Ferry, kebijakan baru ini juga akibat logistik Pemilu 2004 lalu banyak mengalami kerusakan dan penyusutan. "Jadi nanti biliknya dari kardus, kotak suaranya nggak lagi pakai aluminium seperti Pemilu 2004. Jadi nanti dari fiber dan transparan seperti di negara-negara lain."
"Dan itu bisa lebih murah cost-nya, cuma kita belum mempresentasikan berapa lebih murahnya. Cuma pasti itu lebih murah," imbuh Ferry. (Ali)