Sukses

Jokowi Tak Disurvei, Prabowo Jadi Capres Paling Moncer

Prabowo dipilih oleh 22,7 persen responden, disusul Ical 16,3 persen, dan Wiranto 13,2 persen.

Lembaga Survei Nasional (LSN) melakukan jajak pendapat tingkat elektabilitas calon presiden yang merupakan tokoh struktural dari sejumlah partai politik. Hasilnya, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi calon presiden dengan elektabilitas paling tinggi.

"Prabowo Subianto merupakan capres struktural dengan elektabilitas tertinggi yakni 22,7%. Alasannya publik menginginkan sosok Soeharto yang berlatar belakang militer sebagai antitesa SBY yang lamban dan itu ada pada sosok Prabowo," ujar peneliti LSN, Gema Nusantara di Jakarta, Selasa (16/7/2013).

Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie dan Ketua Umum Partai Hanura Wiranto menyusul elektabilitas Prabowo tersebut. Aburizal dipilih oleh 16,3% responden, sementara Wiranto dipilih 13,2% responden.

Dalam sejumlah survei, nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi selalu mentereng di posisi puncak. Namun, dalam jajak pendapat LSN kali ini, Jokowi tak diikutkan, karena tidak termasuk pejabat struktural parpol. "Yang dimaksud capres struktural di sini adalah capres yang berasal dari struktur tertinggi parpol," jelas Gema.

"Memang Jokowi memiliki antusias tinggi dari masyarakat. Setiap gerak-geriknya menjadi perhatian media, pejabat yang responsif, dekat dengan rakyat dan sederhana. Mungkin saat ini menjadi keinginan publik. Tapi menurut riset ini tidak hanya kualitatif, tapi juga keinginan publik lainya," tambah dia.

Survei ini dilakukan pada 1 sampai 10 Mei 2013 di 33 provinsi yang ada di seluruh Indonesia. Populasi dari survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang minimal telah berusia 17 tahun. "Distribusi sampel ini tergantung populasinya. Misalnya di Sulawesi, ini tingkat distribusinya kecil," kata Gema.

Jumlah sampel dalam survei ini sebesar 1.230 responden, diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara acak bertingkat (multi random sampling). Margin of error kurang lebih 2,8% dan pada tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95%.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara tatap muka dengan bantuan atau pedoman kuesioner. Responden terdistribusi 50% perempuan. Hasil survei ini dilengkapi dengan riset kualitatif berupa media analysis dari sejumlah surat kabar nasional dan daerah. (Eks/Mut)