Sukses

Jadi Capres-Cawapres? Din Syamsudin: Minta Izin Muhammadiyah

"Kalau pengurus sepakati dan mempersilakan maka saya maju. Tapi jika tidak maka saya pasti tidak mau maju dan mohon maaf," kata Din.

Jelang penyelenggaraan Pemilu 2014, sejumlah partai politik terus berusaha menggalang dukung dari masyarakat dan sejumlah organisasi kemasyarakata (ormas). Tak terkecuali, Muhammadiyah. Ormas Islam terbesar di Indonesia itu mengaku didekati sejumlah partai politik. Beberapa di antaranya membicarakan tentang Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres).

"Kalau mendekati secara tidak resmi memang sudah ada, bahkan tidak 1 atau 2 partai politik saja," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin di Surabaya, Sabtu (16/11/2013).

Namun, Din enggan menyebutkan nama-nama partai politik yang sudah mulai mendekatinya dengan alasan tidak etis karena yang menyatakan ketertarikan hanya sebatas lisan, belum secara resmi.

"Kan masih lisan per lisan, jadi belum secara resmi. Kalau yang seperti itu belum 1 satu pun partai politik yang mendekati," jelas Din.

Capres

Ketika disinggung tentang kesiapannya menjadi calon presiden atau calon wakil presiden bila ada yang meminangnya, Din mengisyaratkan kesiapannya. Namun, Ia mengaku harus minta persetujuan dari Muhammadiyah karena masih tercatat sebagai Ketua Umum hingga Juni 2015.

"Kalau pengurus menyepakati dan mempersilakan maju maka saya akan maju. Tapi jika tidak disetujui maka saya pasti tidak mau maju dan mohon maaf," jelas Din.

Sebagai Ketua Umum Muhammadiyah, ia mengaku merasa memiliki tanggung jawab sebagai kader sekaligus pemimpin. Karena itulah pria kelahiran Nusa Tenggara Barat tersebut merasa perlu koordinasi dan konsultasi terlebih dahulu sebelum membuat keputusan. Ia juga tidak akan akan mencalonkan diri sebagai presiden atau wakil presiden karena memang tidak berafiliasi dengan partai politik mana pun. Namun, jika dicalonkan oleh partai tertentu maka ia akan berfikir 2 kali untuk tidak menerimanya.

Meski demikian, ia menegaskan Muhammadiyah tidak akan terlibat politik secara langsung. Pihaknya hanya bisa memberikan saran dan bantuan pemikiran serta solusi untuk membangun bangsa menjadi lebih baik.

"Muhammadiyah tahu diri dan tidak terlibat dalam politik kekuasaan, karena hanya berpolitik moral. Kalau ada partai politik mau melamar kader Muhammadiyah sebagai pemimpin, Insya Allah punya banyak," tandas Din. (Ant/Adi)