Liputan6.com, Mekah - Para peziarah dan pengunjung Masjidil Haram di Mekah mengeluh kesulitan menemukan air zamzam yang dijual dalam kemasan botol. Mereka mengkomplain Kurangnya tempat atau sumber untuk memperoleh air zam-zam.
Meski air Zamzam yang dikatakan sebagai air suci dari mata air di Mekah tersebut melimpah di sumber air dalam masjid, para jemaah sulit mendapatkannya.
"Saya tidak dapat menemukan air dalam kemasan botol untuk dibawa ke hotel," ujar Mohammed Abid, seorang peziarah asal India yang sedang melakukan ibadah umrah.
Abid juga mengakui bahwa dirinya enggan untuk mengisi air karena banyaknya orang yang mengantre di wadah sumber air zam-zam. Begitu juga dengan peziarah lainnya yang enggan menunggu.
Ahmed Al-Matrafi, Direktur Departemen air Zamzam di dua masjid suci yaitu Masjidil Haram dan Nabawi menjelaskan, Sekitar 1.000 liter air zamzam dikonsumsi setiap hari dalam Masjidil Haram dan 486 liter lainnya di sekitar masjid.
"Sekitar 3 juta gelas air habis setiap hari," ujar Ahmed, seperti dimuat Arab News, Selasa (8/7/2014). Selain itu, kurang lebih 300 liter dipasok ke Masjid Nabawi di Madinah.
Sebenarnya ada persediaan air zam-zam yang melimpah, tapi letaknya di lokasi terpencil yang jarang diketahui oleh pengunjung.
Buntut dari sulitnya meraih air zam-zam ini, banyak calo bertebaran. Mereka menawarkan air zam-zam dengan menggunakan kupon sebagai alat pengambilan air.
"Aku didekati oleh beberapa calo yang menawarkan zamzam dalam bentuk kupon. Aku pun membelinya dengan harga dua kali lipat dari harga di bandara. Ini sangat mengejutkan," ujar Mohammed Saleem, warga Pakistan yang merupakan pengunjung Masjidil Haram.
Sumber dan pengelolaan air zam-zam di Mekah ini dikendalikan oleh National Water Company (NWC), perusahaan yang didirikan Raja Abdullah.
Untuk kemasan 10 liter air Zamzam, NWC menjual 1 botolnya dengan harga 5 riyal atau sekitar Rp 15.576. Untuk warga Saudi, mereka diperbolehkan membelinya 20 botol, sementara ekspatriat hanya bisa membeli 10 botol setiap bulan.
Namun demikian, harga air zam-zam Bandar Udara Internasional King Abdulaziz di Jeddah dan Bandara Prince Mohammad Bin Abdulaziz International Airport di Madinah dikabarkan jauh lebih mahal.
"Saya membeli 10 liter seharga 35 riyal (sekitar Rp 109.033) di bandara Jeddah, " ujar Mohammed Ali Irshad Parvez, warga negara India.
Selain adanya calo, dampak dari susahnya memperoleh air zam-zam itu adalah banyak air suci palsu yang muncul. Badan Pengawas Departemen Perdagangan Kota Mekah baru-baru ini menyita ribuan botol air Zamzam palsu. (Safira Badri)