Liputan6.com, Jakarta - Bulan Ramadan sudah memasuki 10 hari terakhir. Fenomena anak muda menggelar sahur on the road (SOTR) masih marak terjadi di Ibukota. SOTR yang awalnya bertujuan sebagai bentuk aksi sosial, kini justru kerap disalahgunakan.
Hal itu disampaikan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian usai berdiskusi dengan Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amirsyah Tambunan terkait maraknya SOTR.
"Dari analisis Polda, SOTR yang tadinya niatnya baik mungkin untuk memberikan bantuan makanan kepada orang-orang yang tidak mampu supaya mereka bisa bersahur kenyataannya banyak disalahgunakan," ujar Tito di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (7/7/2015).
Tito mencontohkan, sejumlah pelanggaran yang kerap dilakukan remaja saat SOTR, yakni terkait ketertiban lalu lintas. Banyak remaja tidak memakai helm saat konvoi menggunakan motor. Selain itu, mereka juga beriring-iringan duduk di mobil ramai-ramai dengan kap belakang terbuka.
"Kemudian klakson dihidupkan. Bahkan ada yang naik di atas kap mobil. Ini sangat berbahaya karena kalau jatuh bisa meninggal, bisa kecelakaan, bisa luka," lanjut dia.
Ia menuturkan, SOTR ini juga kerap dimanfaatkan remaja untuk tawuran. Seperti yang terjadi di kawasan Mampang, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu. Bahkan polisi yang berada di lokasi menemukan sejumlah botol minuman keras dan senjata tajam.
"Beberapa kasus rombongan arak-arakan ini saling ledek dengan yang lain terus terjadi tawuran. Setelah diamankan polisi ternyata ada beberapa orang yang mabuk, ada yang bawa minuman keras, bahkan ada yang membawa senjata tajam," papar Tito.
Melihat aksi SOTR yang sudah melenceng dari tujuannya dan cenderung negatif ini, Kapolda Metro Jaya menginstruksikan anak buahnya untuk menggelar razia berskala besar. Hal ini dilakukan untuk menciptakan kondisi aman dan nyaman bagi seluruh masyarakat.
"Saya sudah perintahkan kepada seluruh jajaran di Polda, Polres dan Polsek untuk bergerak. Kia akan lakukan razia besar-besaran terhadap iring-iringan, arak-arakan yang kita anggap potensial mengganggu ketertiban umum," tandas Tito.
Pihaknya akan menindak tegas peserta SOTR yang terbukti melakukan pelanggaran. Bahkan polisi tak segan-segan untuk menangkap pelaku tawuran dan yang terbukti membawa senjata tajam maupun narkoba saat SOTR.
"Seperti yang tidak pakai helm, naik di atas kap kendaraan, yang melanggar lalu lintas, kita hentikan, kita tilang. Kemudian yang membawa senjata tajam, yang mabuk, apalagi bawa obat-obatan akan kita kenai pasal sesuai undang-undangnya. Yang tawuran juga akan kita tangkap," jelas dia.
Karena itu, Tito berharap para remaja yang hendak melakukan SOTR untuk kembali menata niatnya dengan benar. Selain itu, orangtua juga diminta berperan aktif menjaga dan memantau kegiatan anaknya terutama selama bulan suci Ramadan ini. (Mvi/Nrm)
Marak Sahur on The Road, Polda Metro Gelar Razia Besar-besaran
Sahur on the road kerap dimanfaatkan remaja untuk tawuran.
Advertisement