Liputan6.com, Jakarta - Sahur on the road di Ibukota menimbulkan masalah baru. Warga justru menggunakan momen itu untuk berkelahi antarkelompok bahkan di antara mereka membawa senjata tajam.
Oleh karena itu, Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian, meminta warga tidak perlu sahur on the road dan mengutamakan beribadah.
"Saya sudah lakukan imbauan bersama Majelis Ulama Indonesia dimohon kepada orangtua, agar anak-anak sahur on the road itu dikembalikan ke jalan yang benar. Lebih baik sahur di rumah masing-masing dan lebih baik berzikir, tadarus dibandingkan on the road yang lebih banyak modaratnya," kata Tito di Lapangan IRTI Monas, Jakarta, Rabu (8/7/2015).
Menurut dia, sahur on the road tidak lagi sesuai dengan niat awal, membantu memberikan makanan sahur kepada warga yang tidak mampu. Tapi, mereka malah menggunakan momen itu untuk ajang gagah-gagahan dengan cara arak-arakan.
"Niat awalnya baik untuk memberikan sahur terutama masyarakat yang susah, malah (sekarang) jadi ajang arak-arakan. kita sudah temukan mereka yang mabuk dan berkelahi di Mampang kita tangkap, bahkan di Tanah Abang kita temukan ada senjata tajam, jadi sudah keluar track," imbuh mantan Kepala Densus 88 Antiteror Polri itu.
Namun, lanjut Tito, polisi tidak melarang penyelenggaraan sahur on the road. Polisi hanya akan mengintensifkan razia ke para peserta sahur on the road untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.
"Saya sudah perintahkan seluruh jajaran akan lakukan operasi skala besar. Enggak pakai helm, mobil terbuka, arak-arakan di bak terbuka, kita tertibkan. Kalau tidak memiliki surat-surat, mobilnya kita tahan, motornya kita tahan. Ada sajam, narkotik, kita tahan," tegas Tito. (Bob/Nrm)
Kapolda: Lebih Baik Berzikir daripada Sahur on The Road
Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian meminta warga tidak perlu sahur on the road dan mengutamakan beribadah.
Advertisement