Liputan6.com, Madinah - Petugas Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) di Madinah, Arab Saudi, dibekali pengetahuan dan standar operasional prosedur penanganan flu Timur Tengah atau MERS-Cov (Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus). Hal itu ditujukan untuk mengantisipasi kemungkinan adanya jemaah haji Indonesia yang terserang MERS-CoV selama di sana.
Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja Bandara Jeddah-Madinah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Purwakaning Purnomo Agung mengatakan, cara penanganan MERS-CoV sebenarnya sudah menjadi standar yang dipersyaratkan Kementerian Kesehatan untuk melayani jemaah haji.
"Jadi, pembekalan kepada petugas BPHI kita arahkan untuk menangani pasien MERS," kata Purnomo di Madinah, Arab Saudi, Sabtu (29/8/2015).
Petugas BPHI, kata dia, akan memasang sinyal waspada terhadap jemaah haji yang mengidap gejala flu Timur Tengah. Jika diketahui mengalami gejala influenza, jemaah haji akan diteliti dan diperiksa secara seksama untuk memastikan kategori penyakit flunya.
Advertisement
"Nanti baru kita simpulkan, prevalensi flu itu mengarah pada MERS atau tidak," ujar Purnomo.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama sebelumnya mengatakan, minggu ini 47 kasus baru MERS-CoV di Arab Saudi (laporan terbaru bahkan 49 orang), 45 di antaranya terjadi di kota Riyadh.
"Setidaknya ada 2 RS di Riyadh yang kini melaporkan outbreak MERS CoV," jelas Purnomo.
Saat ini pun ada 2 perawat warga Filipina (umur 29 dan 32 tahun) yang dirawat di ICU di RS di Riyadh, karena terkena MERS CoV, dan dua lagi (50 dan 55 tahun) diisolasi di rumah," ucap Tjandra melalui pesan singkat yang diterima Jumat 28 Agustus 2015.
Menurut Tjandra, saat ini telah dilakukan pemeriksaan pada 1.390 sample untuk mencoba mencegah meluasnya penularan.
Sejak 2012 sudah ada 1.165 kasus MERS CoV di Arab Saudi, dan sekarang masih 64 orang dalam pengobatan. Kasus termuda berumur 3 tahun, dan tertua berumur 109 tahun. (Tnt/Ali)