Sukses

Soal Haji, dari Kursi Roda Jemaah hingga Bus Jadul Abu Sarhad

Kursi roda yang dibawa jemaah menjadi persoalan tersendiri bagi Panitia Haji Indonesia di Arab Saudi.

Liputan6.com, Madinah - Kursi roda yang dibawa jemaah menjadi persoalan tersendiri bagi Panitia Haji Indonesia di Arab Saudi. Banyak jemaah calon haji yang masih belum membungkus kursi roda yang dibawanya dari embarkasi Tanah Air.

Akibatnya kursi roda tertahan dan tidak dapat keluar berbarengan dengan tas koper milik jemaah di Bandara Amir Muhammad bin Abdulaziz (AMMA) Madinah.

Sosialisasi yang kurang dari embarkasi Tanah Air dinilai sebagai penyebab kondisi ini. Tak hanya dari Indonesia, tumpukan kursi roda dari seluruh dunia pun mengumpul jadi satu di Bandara AMMA Madinah.

Petugas Haji Indonesia harus mencari satu per satu kursi-kursi roda milik jemaah yang menumpuk di bandara.

"Petugas kita akan memilah satu per satu yang berlabel Indonesia. Sekitar 20 sampai 50 kursi roda yang tertahan di Bandara AMMA, Madinah." kata Kadaker Airport Jeddah-Madinah Nurul Badruttamam di Makah, Kamis 3 September 2015.

Padahal, kata dia, panitia sudah menyiapkan kursi roda bagi yang membutuhkan. Ada sekitar 10 kursi roda di setiap pemberangkatan kloter yang tiba di bandara.

"Belum lagi adanya tambahan kursi roda yang disiapkan tim kesehatan," ujar Nurul.

Pantauan Liputan6.com, kursi roda yang menumpuk dibandara dibawa petugas menuju Kantor Misi Haji Indonesia dan yang terkumpul cukup banyak. Setelah melalui pendataan, kursi roda itu dibawa ke lokasi pemondokan jemaah menginap.

"Pengembalian kursi roda kurang lebih 1 sampai 2 hari, prosesnya kursi roda dari bandara dibawa ke kantor misi haji untuk didata kemudian diserahkan ke ketua kloter tempat jemaah menginap di pemondokan masing-masing." ujar Nurul.

Bus jadul Abu Shahad (Liputan6.com/Wawan Isab Rubiyanto)

Persoalan tidak sampai disitu. Saat akan dibawa menuju Makah dari Madinah, kursi roda jemaah terkendala angkutan. Hal ini lantaran bus disesaki koper dan barang jemaah yang belum terangkut.

Selain itu, lanjut Nurul, kondisi bis jadul Abu Sarhad yang bermasalah di gurun juga menjadi masalah tersendiri. Selain usianya tua, bus itu tak memilki ruang untuk menaruh barang bawaan jemaah yang banyak.

"Ditambah lagi kebiasaan jemaah haji kita yang suka memborong oleh-oleh dari Madinah, sehingga koper jemaah menjadi gemuk semua. Semoga ke depan ada upgrade bus yang membawa jemaah beserta barang bawaannya." ujar Nurul.

Hal senada diamini Tim Pemantau Itjen Kemenag Rojikin sebagai Supervisor tim pemantau saat meninjau langsung pelayanan di Madinah.

"Ke depannya barangkali diperlukan bus-bus yang lebih baik lagi agar pelayanan transportasi ini dapat memberikan kenyamanan bagi para jemaah. Dan akan diusulkan anggaran upgrading transportasi. Jika memang diperlukan memang harus ada perbaikan perbaikan terhadap bus-bus yang membawa para jemaah." jelas Rojikin. (Ali/Nda)