Liputan6.com, Bekasi - Rumah Ferry Mauludin Arifin Dulhai (37), di Kompleks Menakertrans, Jakasampurna, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jawa Barat, mendadak ramai dipenuhi para pelayat. Mereka berdatangan usai mendapat kabar bahwa Ferry menjadi salah satu korban meninggal jatuhnya Crane di Masjidil Haram, Mekah, pada Jumat 11 September 2015.
Kedua orang tua Ferry, beserta istrinya Linda Marlinda berusaha tegar. Mereka sesekali terlihat tersenyum saat menerima ucapan belasungkawa dari para kerabat kendati wajahnya terlihat sembab.
Linda Marlinda (30) istri Ferry menceritakan, kabar meninggalnya suami tercinta diterima dari pihak Kementerian Agama RI pada Minggu (13/9/2015) sekitar pukul 11.00 WIB. Dari kabar itu, keluarga menerima jika jenazah Ferry dimakamkan di Tanah Suci.
Advertisement
"Sebelumnya keluarga juga sudah panik, apalagi suami dan pihak Kelompok Bimbingan Ibadah Haji beserta teman rombongan suami saya tak bisa dihubungi teleponnya. Hingga akhirnya, pihak Kemeneg datang ke rumah untuk memberitahu kabar duka ini," kata Linda saat ditemui Liputan6.com di rumah duka, Minggu(13/9/2015).
Linda mengatakan, sebelum kejadian menimpa sang suami, ia bersama dengan keluarganya tidak punya firasat apapun soal kecelakaan yang menimpa Ferry.
"Enggak ada firasat atau tanda apapun terkait kematian Ferry. Hanya saja, kita beberapa hari belakangan ini panik banget, karena tak ada kabar dari pemerintah sebelumnya. Mereka hanya merilis jumlah korban, namun tak ada nama-namanya. Almarhum pun akan dimakamkan di Tanah Suci," jelas Linda.
Berdasarkan keterangan Kemenag RI, Ferry meninggal setelah sempat menjalani pertolongan medis di rumah sakit setempat.
"Sebelum kejadian, Ferry beserta rombongan lain diketahui tengah Tawaf (keliling Kabah) sembari menunggu waktu salat magrib tiba. Hingga akhirnya, terjadi musibah badai pasir dan hujan es yang menyebabkan crane jatuh," ujar Linda.
Ia dan keluarga besar mengaku ikhlas atas kepergian Ferry dalam menjalani rukun Islam kelima itu. Kejadian ini menurutnya sudah takdir Yang Maha Kuasa.
"Kita berdoa, semoga ayah Ziah Alisha Sabilaha diterima di sisinya," harap Linda.
Rekan almarhum Ferry, Syamsi Hadi(37) menuturkan terakhir kontak dengannya ketika hendak berangkat haji. Ferry merupakan sosok teman yang baik dan suka bergaul serta rajin beribadah.
"Almarhum dikenal sebagai orang yang ramah dan mudah bergaul. Ia pun aktif dalam organisasi keagamaan. Korban punya satu orang putri, dan bekerja di PT Freeport," kata Syamsi Hadi kepada Liputan6.com di rumah duka.
Ferry Mauludin Arifin Dulhai menjadi salah satu dari 7 jemaah korban meninggal dalam musibah crane ambruk di Masjidil Haram, Mekah.
Ketujuh jenazah itu adalah Painem Dalio Abdullah asal kloter 8 Medan, Saparini Baharuddin Abdullah dari kloter 8, Nurhayati Rasad Usman dari kloter Padang, dan Fery Mauludin Arifin kloter 12 Jakarta-Bekasi. Serta, Adang Joppy Lili yang berasal dari kloter 16 Jakarta-Bekasi, dan Masnauli Hasibuan dari kloter 9 Medan, serta Iti Rasti Darmin dari kloter 23 Jakarta-Bekasi. (Ali/Yus)