Liputan6.com, London - Wali Kota London, Sadiq Khan, mengatakan ia ingin memanfaatkan bulan Ramadan sebagai kesempatan untuk mengurangi kecurigaan terhadap Islam.
Sejak kemenangannya sebagai Wali Kota London bulan lalu, Khan dipandang sebagai simbol toleransi dan multibudaya. Namun demikian, politikus Partai Buruh itu bersikeras supaya dipandang sebagai "orang London", bukan sekadar seorang muslim.
Dikutip dari Independent pada Selasa (7/6/2016), ia menulis di Guardian demikian, "Saya tidak ingin menyebut diri saya sebagai politikus Muslim. Saya bukan sekadar juru bicara atau pemimpin warga Muslim dan penting untuk menegaskan hal itu supaya tidak dinilai sekadar karena iman seseorang."Â
Advertisement
Baca Juga
"Kita semua memiliki beberapa jati diri. Saya adalah warga London, seorang putra dan sekaligus seorang ayah."
Namun ia juga menyadari bahwa bulan Ramadan yang dimulai pada Selasa di Inggris ini menjadi kesempatan besar untuk melakukan hal-hal dalam masyarakat dan meruntuhkan kecurigaan terhadap agama.
Ia mengatakan akan menjamu warga untuk berbuka puasa (iftar) di sekeliling kota bahkan di sinagog, gereja, dan masjid selama bulan Ramadan.
Khan adalah seorang anggota parlemen untuk kawasan Tooting selama 11 tahun sebelum akhirnya menjadi wali kota. Ia memuji London modern yang multibudaya dan berbhinneka. Menurutnya ini adalah perubahan ketika ia sedang bertumbuh pada 70-an dan 80-an, ketika ia terus menerus harus menjelaskan mengapa ia tidak makan karena puasa.
Ia mengatakan, "Sekarang, di kota kosmopolitan seperti London, selama 1.000 tahun telah berlangsung pertukaran dagang, gagasan, orang, dan budaya sehingga kebanyakan orang mengenal orang lain, entah melalui tempat kerja atau pertemanan, yang menjalankan ibadah puasa. Tanyakan bagaimana kabarnya."
"Sungguh perbedaan besar ketika orang meluangkan waktu untuk mengetahui bagaimana keadaan sesamanya. Ada teman-teman saya yang ikut puasa demi solidaritas. Mereka tidak selalu berhasil hingga tuntas, tapi suatu perhatian yang ramah."
Walaupun puasa kali ini berlangsung kira-kira 19 jam di London, agenda Khan tetap penuh.
Ia menjelaskan, "Catatan harian saya tetap penuh selama Ramadan. Kita sedang menghadapi referendum Uni Eropa dan saya bisa berbuka puasa di tengah acara hanya dengan segelas air putih."