Liputan6.com, Jakarta - Berpuasa saat Ramadan bukan hanya bagian dari pelaksanaan ibadah umat muslim. Saat puasa Ramadan, di Cirebon juga momen untuk berburu kuliner khas.
Saat Ramadan, di sejumlah ruas jalan Kota Cirebon, ramai para pedagang berjualan aneka bubur khas Cirebon. Seperti bubur Pacar, Bubur Lemu, Bubur Gendul, Bubur Boled, Kolak Waluh, hingga minuman segar es Timun Suri.
Pantauan Liputan6.com di sepanjang Jalan Siliwangi Kota Cirebon, banyak warga mulai keluar menikmati sore sambil menunggu jam berbuka puasa atau Ngabuburit. Tidak sedikit, masyarakat mengerumuni pedagang musiman yang menjual aneka bubur khas Cirebon.
"Kalau hari biasa saya tidak berjualan di Jalan Siliwangi ini," sebut penjual aneka bubur khas Cirebon, Yanti, Selasa 7 Juni 2016.
Meski tidak rutin berjualan, Yanti mengaku momen Ramadan ini menjadi peluang baginya untuk mengais rejeki. Bahkan memperkenalkan kuliner khas Cirebon yang hanya keluar saat bulan suci itu saja.
Bubur yang dijual dihargai Rp 5.000 per bungkus. Pada hari biasa Yanti mampu menjual minimal 25 bungkus, namun saat Ramadan, baik Yanti maupun para penjual aneka bubur khas Cirebon yang lain mampu menjual lebih.
"Orang-orang pembeli sudah banyak tahu kalau di Siliwangi terkenal penjual bubur nya saat Ramadan. Apalagi kalau warga Jakarta sudah berdatangan," tutur dia.
Sejarawan Cirebon Opan Safari menyampaikan, kuliner Cirebon terbilang paling lengkap. Mulai dari kuliner tahunan, bulanan, hingga harian.
Ia menjelaskan, aneka jenis bubur khas Cirebon ini termasuk kategori kuliner bulanan. Bubur ini sebagai penyerta takjil pengganti kurma yang biasa dimakan umat muslim saat berbuka puasa.
"Menyertai takjil pengganti kurma sebagai penerjemahan dari hal manis yang lain dalam bentuk bubur," sebut dia.
Opan menjelaskan, keberadaan jenis bubur khas Cirebon ini fungsinya hanya untuk takjil serta hidangan pembuka setelah meminum teh manis. Ia meyakini jenis bubur khas Cirebon ini sudah lama berkembang dan lestari.
"Dari saya kecil saja tahun 70an sudah ada, otomatis sebelum saya lahir pasti sudah ada," tutur Opan.
Advertisement