Liputan6.com, Baghdad - Lupakan sejenak berita tentang perang atau kekerasan di Irak. Mari intip seperti apa suasana bulan suci Ramadan di Negeri 1001 Malam itu.
Awal Ramadan di Irak jatuh pada Selasa 7 Juni, hari itu disambut suka cita oleh rakyat yang lama bergelut dengan konflik. Jalan-jalan yang biasanya lengang kembali ramai, meriah oleh banyaknya jajanan untuk berbuka puasa.
Baca Juga
Beberapa orang terburu-buru menuju sebuah toko yang menjual jus, manisan, dan buah. Setelah beberapa jam menahan lapar dan dahaga, energi mereka kembali terisi menjelang waktu berbuka puasa. Demikian gambaran suasana menjelang waktu buka puasa di Irak seperti dilansir The Washington Post, Rabu (9/6/2016).
Ramadan berarti menahan diri dari larangan yang telah ditetapkan, bagi sebagian yang lain ini adalah momen menghabiskan waktu dengan keluarga sekaligus meresapi nilai-nilai kehidupan. Namun tak jarang, bicara tentang Ramadan juga menyeret kita ke cerita kuliner.
Begitu juga yang terjadi di Irak. Di negeri itu tak ada makanan yang rasanya semanis dan spesial seperti jus dan pastry.
"Jus adalah menu utama selama Ramadan di Irak," ujar pemilik Toko Mishmish, Abdulkarim Razouqi.
Toko itu terletak di pusat, tepatnya di Distrik Karrada di mana area ini merupakan kawasan sibuk. Mereka menjual tujuh macam jus selama Ramadan.
Mishmish, telah dibuka di sejumlah lokasi di ibu kota Irak, lebih dari setengah abad lalu.
"Sudah lama... lama sekali," teriak Razouqi bermaksud memberitahukan tokonya telah berdiri sejak puluhan tahun lalu.
Di depan toko, tersusun sejumlah kantong plastik berwarna-warni berisi jus -- jus dijual di dalam kantong plastik agar lebih mudah dibawa. Harga setiap kantongnya adalah US$ 3 atau setara dengan Rp 39 ribu.
Terdapat berbagai rasa seperti anggur, lemon, dan kurma. Namun yang menjadi favorit adalah jus rasa buah delima.
Meski terjadi perbedaan pendapat dalam penentuan awal Ramadan di antara kelompok Sunni dan Syiah di Irak, namun perkara jus dan kue-kue manis tampaknya kedua pihak sepakat.
"Orang-orang membutuhkan energi setelah mereka berpuasa sepanjang hari, sehingga mereka lebih memilih kue-kue manis, karena itu penuh energi," jelas Manajer Toko Kue Malek Lubnan, Saeid Younnes.
"Kami populer karena memang faktanya kami populer. Aku tidak tahu kenapa. Tapi ketika Ramadan, orang-orang datang ke sini," jelasnya.