Liputan6.com, Solo - Motif Pasley sudah kerap menghiasi karya desain dari label luar negeri. Keetnikannya menjadi daya tarik para desainer untuk mengaplikasikannya pada garis rancang busananya.
Motif Pasley sejatinya berasal dari India. Tapi nama Pasley ini diambil dari kota di Skotlandia, yang terkenal sebagai daerah yang memproduksi kapas dan wol kain. Pada awal abad ke-19, pengrajin dari India membawa cetakan motif ini menjadi sebuah lembaran kain ke Skotlandia.
Sekilas motif ini mirip dengan batik. Namun, ada satu ciri khasnya yakni goresan sayur melengkung seperti tetesan air mata memutar. Motif ini juga dikenal dengan nama cetakan acar Persia.
Menjadi hal yang menarik saat motif khas India atau Persia ini ditabrakkan dengan motif batik khas Solo. Adalah rumah batik Muslim Danadi Solo yang mencoba memadukannya dalam sebuah garis busana Muslim kekinian. Busana ini sendiri menjadi desain terbaru menyambut Ramadan dan Lebaran tahun ini.
Busana Muslim seperti abaya dan tunik dengan motif Pasley terlihat manis dengan penuh warna-warni kalem. Apalagi ditambah dengan motif batik bunga-bunga di samping detil Pasley. Â
Ada perpaduan motif Pasley warna kuning dan hijau. Ada juga mix and match warna biru dan abu-abu serta tabrak warna cokelat dan ungu.
Menariknya lagi, busana karya Danadi ini menyesuaikan kesukaan anak muda masa kini. Di mana busana Muslimnya tidak terlalu lebar.
Danadi sendiri selain meluncurkan motif Pasley, juga mendesain busana Muslim Cemukiran, batik Klengan klasik dan Kupu Hokokai. Untuk koleksi yang terakhir ini terpengaruh dari Jepang.
"Kami memadukan motif kupu-kupu dan bunga Jepang," kata Area Sales Manager Danadi Moslem Fashion Marina Soemarno di Solo, Rabu 8 Juni 2016.