Sukses

Indahnya Berbagi, Umat Buddha di Malang Gelar Buka Puasa Gratis

Berbagi makanan buka puasa ini adalah tradisi yang sudah mereka jalankan sejak 1998 silam.

Liputan6.com, Jakarta - Berbeda keyakinan ternyata tak menghalangi semangat untuk saling berbagi. Ini tergambar dalam kegiatan Vihara Bodhimandala Lawang, Kabupaten Makang, Jawa Timur. Sanggar Suci umat Buddha ini membagikan santapan untuk buka puasa bagi umat muslim.

Sore itu, ada sekitar 100 porsi makanan dan kudapan yang dibagikan oleh pengurus vihara. Pembagian makanan digelar di pinggir Jalan Raya Malang-Surabaya, di bawah sebuah tenda yang berjarak sekitar 100 meter dari vihara. Berbagi makanan buka puasa ini adalah tradisi yang sudah mereka jalankan sejak 1998 silam.

"Kalau awal puasa begini memang porsi yang kita siapkan sedikit. Tapi lama-lama terus bertambah setelah nanti banyak yang tahu," kata Winantea Listihadi, rohaniawan vihara yang turut turun langsung membagikan makanan di Malang, Rabu (8/6/2016).

Diceritakannya, menyiapkan makanan berbuka puasa bagi umat muslim ini kali pertama dilakukan tahun 1998. Saat itu, krisis ekonomi membuat harga bahan pokok melonjak naik dan membuat resah masyarakat tak mampu. Pengurus vihara melalui Paguyuban Metta Lawang pun berderma berbagi makanan untuk membantu meringankan beban warga.

Paguyuban yang di dalamnya ada umat muslim, kristiani dan mayoritas umat Buddha anggota vihara menghimpun dana untuk derma makanan. Sejak itu pula, berbagi makanan berbuka puasa menjadi tradisi yang rutin dilaksanakan setiap Ramadhan tiba.

Lokasi berbagi makanan dipilih jauh dari vihara, karena dalam makanan itu ada daging hewan. Sementara umat vihara adalah vegetarian yang tak memakan daging. Kegiatan berbagi makanan ini akan berhenti H-2 Lebaran, lantaran saat itu sudah banyak warga yang mudik.

Sejak 1998 hingga tahun ini, toleransi dengan berbagi terhadap sesama itu terus dijalankan oleh umat Vihara Bodhimandala bersama umat beragama lainnya.

M Yasin, seorang warga mengaku setiap hari di bulan Ramadan selalu datang untuk turut berbuka bersama di tempat itu. "Ini wujud toleransi, kadang saya tak sempat beli makanan dan memilih ikut berbuka puasa di tempat ini," kata Yasin yang juga seorang penjual mi ayam keliling ini.