Liputan6.com, Jerusalem - Setelah insiden penembakan yang memakan empat korban jiwa di Tel Aviv, Israel, pada Rabu 8 Juni malam, Pemerintah Israel menangguhkan izin kunjungan terhadap 83.000 warga Palestina. Hal itu berlaku selama bulan suci Ramadan.
"Semua izin selama Ramadan, terutama untuk kunjungan keluarga dari Yudea dan Samaria, dibekukan," kata juru bicara unit urusan sipil Tepi Barat, COGAT.
Baca Juga
Baca Juga
COGAT mengatakan, dikutip dari Daily Mail, Kamis (9/6/2016), keputusan tersebut akan mempengaruhi 83.000 warga Palestina dan ratusan warga di Jalur Gaza -- yang telah menerima izin untuk mengunjungi kerabat dan tempat-tempat suci.
Advertisement
Insiden penembakan yang dilakukan dua orang Palestina itu terjadi di tengah keramaian yang tak jauh dari pusat militer. Ini merupakan salah satu peristiwa penyerangan terburuk dalam sebulan terakhir.
Menurut laporan pihak berwenang, Israel telah membatalkan izin berkunjung bagi 204 orang kerabat salah seorang pelaku penembakan.
Sebelum kejadian nahas tersebut, Pemerintah Israel telah mengumumkan akan melonggarkan pergerakan warga Palestina -- yang berada di daerah Tepi Barat dan Jalur Gaza -- selama bulan suci Ramadan.
Pemerintah berencana untuk mengizinkan hingga 500 warga dari Gaza mengikuti ibadah Jumat di Masjid Al-Aqsa di Jerussalem selama Ramadan.
Sejak konflik dimulai pada Oktober 2015, banyak korban berjatuhan dari berbagai pihak.
Korban tewas terus bertambah, 207 warga Palestina, 28 warga Israel, 2 warga AS, dan seorang warga dari Eritrea serta Sudan.
Kebanyakan korban tewas Palestina meninggal akibat serangan senjata tajam, senjata api, tabrakan mobil, dan serangan udara pasukan Israel di Jalur Gaza.