Sukses

Ramadan dan Berkah Tukang Becak di Jakarta Utara

Enti, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Pinangsia, mengaku lebih nyaman pakai becak saat Ramadan.

Liputan6.com, Jakarta - Ramadan kali ini menjadi berkah tersendiri bagi para tukang becak di Jakarta Utara. Sebab, pelanggan mereka bertambah.

Cuaca yang panas dan jarak tempuh dekat, membuat warga sekitar Waduk Pluit, Pelabuhan Sunda Kelapa, Kota Tua, Pinangsia enggan menggunakan motor mereka.

Pilihan naik becak lebih sejuk, tidak terlalu mahal, dan tak mengeluarkan energi. Tukang becak yang biasanya sepi pelanggan, sekarang menjadi semringah.

"Bisa dapat Rp 50.000, kalau hari biasa mah Rp 30.000 aja susah," ujar Yayan (44) seorang penarik becak di sekitar Kampung Luar Batang pada Liputan6.com.

Enti, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Pinangsia mengaku lebih nyaman pakai becak saat puasa. Selain murah, ia juga tak kepanasan. Meski terkadang macet di jalan depan Museum Bahari, namun tak jadi hambatan.

"Bisa bawa belanjaan, motor (sepeda motor) ada di rumah, tapi daripada bayar parkir, panas, macet juga. Mending naik becak," kata Enti.

Walau tak seramai dulu, becak yang jumlahnya tak sampai puluhan itu tersebar di beberapa titik di Jakarta Utara. Seperti di Jalan Lodan, Pangeran Jayakarta, Pakin, Pinangsia, dan Kota Tua.

Tarifnya tidak mahal. Seperti Enti, ia hanya membayar Rp 8.000 sekali tarik. Dengan ongkos itu, Enti bisa membawa barang belanjaannya.

"Karena udah langganan kali ya, biasanya Rp 10.000 kalau dari sini (Kampung Luar Batang) ke Kota Tua," jelas Enti.

Lain halnya dengan Yayan, Marno (48) tukang becak yang mangkal di Jalan Lodan, mematok tarif Rp 10.000 sekali jalan untuk jarak dekat.

Kalau jaraknya jauh, maka tarif yang ditawarkan tentu berbeda. Dia juga mengatakan, selama Ramadan, dalam sehari bisa mendapat rata-rata Rp 60 ribu.

"Dari sini ke Mangga Dua, Rp 15.000 kalau lebih jauh nambah lagi," tutur Marno.