Liputan6.com, Jakarta - Kepadatan bus antar-kota antar-provinsi (AKAP) di Terminal Kalideres sudah dimulai terlihat. Lonjakan penumpang diprediksi baru akan dimulai 3 hari lagi, atau H-13.
"Kalau hari biasa itu di bawah angka 80 bus AKAP per harinya, sekarang sudah mulai 90 sampai 100 bus per harinya," ujar Kepala Terminal Kalideres Revi Zulkarnaen saat berbincang dengan Liputan6.com di Terimnal Kalideres, Jakarta Barat, Selasa (21/6/2016).
Menurut Revi, lonjakan penumpang akan semakin terasa di H-8. Bahkan kebutuhan bus AKAP naik 100 persen lebih. Mengantisipasi terjadinya lonjakan penumpang, selain mendapat bantuan tambahan bus dari Dinas Perhubungan, Perusahaan Otobus (PO) juga akan menambah armadanya secara temporer.
"PO yang ada bakal nambah pakai bus pariwisata, bantuan Dishub juga ada, sekitar 200-an bus beroperasi setiap harinya di H-8 sampai H+15," jelas Revi.
Namun, berbeda dari tahun sebelumnya. Revi memprediksi tahun ini akan terjadi penurunan jumlah penumpang. Hal tersebut dilihat dari jumlah lonjakan penumpang. Tahun lalu, kepadatan sudah dirasakan sejak H-15 dan mencapai puncaknya di H-8.
"Kalau tahun ini prediksinya di H-8 itu baru akan mulai, beda sama tahun lalu," kata Revi.
Hal yang sama dikatakan penyedia jasa angkutan, salah satunya yaitu PO Putra Sulung. Menurut dia, hingga kini belum terlihat adanya lonjakan penumpang yang cukup drastis.
"Biasanya seminggu jelang lebaran baru ramai, Mas," ujar agen yang tak mau menyebutkan namanya.
Hindari Terminal Bayangan
Terminal Kalideres ternyata memiliki beberapa terminal bayangan yang menyebar di berbagai wilayah di Jakarta Barat. beberapa di antaranya berada di kawasan Grogol, Tomang dan Cengkareng. Tidak sedikit warga yang memanfaatkan terminal bayangan untuk naik dan turun bus AKAP saat musim mudik Lebaran tiba.
"Kita sudah imbau dan koordinasi dengan pihak terkait agar terminal bayangan itu disapu semua. Lebih baik penumpang naik di terminal resmi, ada posko dan yang tanggung jawab jelas," ujar staf UPT Terminal Provinsi DKI Jakarta Baihaqi.
Baihaqi menerangkan, jika penumpang naik di terminal bayangan, bus yang digunakan kadang tidak lulus uji kelayakan, sehingga membahayakan keselamatan penumpang.
Advertisement
"Remnya blong, over kapasitas, dan banyak lainnya. Mending naik di terminal resmi saja, terjamin," ucap Baihaqi.