Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan sudah berkoordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), terkait ancaman cuaca buruk selama arus mudik Lebaran.
Menteri Perhubungan Ignatius Jonan mengatakan, pihaknya langsung berkoordinasi dengan berbagai pihak, agar cuaca buruk tidak berdampak besar terhadap pemudik.
"Antisipasi kita beri tahu semua operator dan otoritas setempat, antisipasi siaga semaksimal mungkin. Lalu Kementerian PU menyiapkan eskavator, dan lainnya bila sewaktu-waktu ada longsor," kata Jonan di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Jumat (24/6/2016).
Jonan mengatakan cuaca buruk memang tidak bisa disangkal. Dia mengimbau, transportasi umum, terutama pesawat dan kapal, tidak boleh berangkat bila cuaca buruk dan tidak memungkinkan berangkat.
Advertisement
"Saya sudah perintah tidak berangkat kalau cuaca buruk, delay delay saja. Paling nanti protes email ke saya. Kalau karena cuaca jangan ke saya protesnya ke yang bikin cuaca," imbau dia, bernada gurau.
Menurut Jonan, risiko yang terjadi memang sangat besar bila dipaksakan berangkat saat cuaca buruk. Tapi, itu lebih baik dibandingkan memaksakan berangkat malah tak selamat.
Kementerian Perhubungan juga sudah memeriksa 550 pesawat, 1.065 kapal, dan bus di seluruh terminal. Namun, saat petugas datang, hampir tak ada bus di terminal.
"Yang pasti ban tidak boleh gundul, rem tangan, speedometer jalan, kaca depan tidak boleh pecah. Kalau tidak ada semua itu Korlantas tilang saja," tegas Jonan.
Jonan mengatakan, dari 70% pemeriksaan bus saat awal inspeksi, baru 20% yang dinyatakan laik. Setelah itu, operator bus langsung melakukan perbaikan yang kini mencapai 60%.
"Kalau enggak laik ya enggak usah berangkat busnya. Karena membahayakan penumpang," pungkas Jonan.