Liputan6.com, Jakarta Selama menjalankan ibadah puasa di bulan ramadan tahun ini, para narapidana (napi) dan tahanan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Wanita Merdeka Palembang juga rutin menggelar salat tarawih berjamaah. Namun, tidak semua napi bisa mengikuti setiap hari lantaran mendapatkan jatah bergiliran setiap beberapa hari sekali.
Kepala Lapas Wanita Palembang Siti Zahro mengungkapkan, setiap hari selalu digelar salat tarawih berjamaah. Para napi wajib mengikuti ibadah tersebut.
"Setiap malam salat tarawih berjamaah, tapi tidak semua napi. Digilir per 100 orang setiap hari. Karena total napi tidak sebanding dengan petugas kita, jadi agar bisa memantau para napi, terpaksa harus kita batasi jumlahnya dan bergantian setiap hari," ujar Zahro kepada Liputan6.com, Palembang, Minggu (26/6/2016).
Advertisement
Dari total penghuni lapas, ada sebanyak 405 orang yang terdiri dari 333 napi dan 72 orang tahanan. Para napi dan tahanan ditempatkan di 27 kamar yang terpisah di empat blok penjara. Jika malam hari, petugas lapas yang berjaga hanya beberapa orang saja, sehingga tidak memungkinkan untuk mengeluarkan 405 orang napi dari kamar penjara untuk salat berjamaah.
Untuk takjil sendiri, lanjut dia, diberikan secara merata ke seluruh napi. Biaya takjil ramadan yang dianggarkan ke Lapas Wanita Palembang ini sebesar Rp 4 juta dan belum termasuk potongan pajak sebesar 12 persen.
"Jika dipotong pajak, anggaran takjil ramadan sebulan ini sebesar Rp 3,52 Juta. Tapi para napi yang sudah ditugaskan untuk memasak memang harus pandai-pandai menyajikan menu takjil agar cukup untuk seluruh napi,” jelas Zahro.
Saat berbuka puasa juga dilakukan bersama-sama di masing-masing kamar. Sebelum memasuki waktu berbuka puasa, para petugas pendamping (tamping) yang didampingi petugas lapas sudah membagikan seluruh menu takjil dan makanan berat ke para napi. Setelah salat tarawih, menu sahur kembali dibagikan ke tiap kamar penjara.
Pihaknya juga menggelar pengajian, majelis taklim dan bedah Al-quran yang wajib diikuti seluruh napi selama ramadan. Jika salah satu napi absen, petugas akan mengecek secara langsung, apakah napi itu sedang melewati masa datang bulan atau tidak.
"Biar mereka tidak berbohong. Kita tidak mau napi pura-pura sedang haid, padahal malas untuk melakukan ibadah. Di sini, napi dibiasakan untuk mengisi hari-harinya dengan aktivitas positif, seperti beribadah," ujar Zahro.
Jika napi berhalangan untuk berpuasa, mereka bisa memesan makanan di koperasi atau kafe Lapas. Sistem pemesanan makanan tersebut yaitu dengan memotong uang tabungan yang sudah disimpan di buku tabungan. Petugas jaga ataupun tamping yang akan membantu para napi untuk membeli makanan di luar kamar penjara.
"Setiap uang yang diberikan keluarganya atau honor hasil kerja di badan usaha mandiri lapas, bisa disimpan di tabungan. Mereka bisa menggunakan itu untuk jajan di koperasi atau kafe lapas, jika jumlah tabungannya masih mencukupi. Namun ada juga napi yang tidak mempunyai saldo tabungan, karena tidak pernah ada keluarganya yang menjenguk dan memberikan uang," ujar Zahro.