Sukses

Presiden Suriah Bashar Al-Assad Buka Puasa Bersama Tentara

Salah satu foto memperlihatkan jemari kiri Assad membiru. Netizen berspekulasi ia terluka atau terkena infeksi

Liputan6.com, Damaskus - Pemerintah Suriah baru-baru ini mengeluarkan foto-foto langka Presiden Bashar al-Assad. Dalam gambar, terekam ia tengah bercengkerama buka puasa bersama tentara garda depan kesayangannya.

Foto itu diambil di pangkalan udara sekaligus bandara Marj al-Sultan di timur Provinsi Ghouta dekat ibukota Damaskus. Kota itu sebelumnya berhasil dikuasai oposisi namun tentara al-Bashar berhasil merebutnya kembali.

Kebanyakan tentara pemberontak menguasai wilayah-wilayah pedesaan namun berhasil diblokade oleh rezim Assad. Hal itu dilakukan semenjak konflik pecah 2012 hingga kini.

Presiden Suriah Bashar Al-Assad Buka Puasa Bersama Tentara (SANA)

Dengan sedikit makanan dan bantuan yang boleh masuk ribuan warga terserang malnutrisi bahkan di antaranya tewas kelaparan.

"Bagiku, ini adalah makanan paling enak dalam hidupku," kata Assad kepada para prajurit dan wartawan yang mengelilingi pada acara buka puasa bersama yang digelar pada Minggu 26 Juni lalu.

Dilansir dari The Telegraph, Rabu (29/6/2016), Assad terlihat memperhatikan wilayah yang berhasil diambil alih tentaranya, serta tengah memperhatikan persenjataan.

Beberapa komentar netizen mempertanyakan jemari kiri Assad yang membiru. Mereka berspekulasi orang nomor satu Suriah itu terluka atau tengah menderita suatu infeksi.

Rezim Suriah yang didukung oleh Rusia, Iran, dan militan Lebanon Hizbulah makin gencar melakukan aksi senjata di seluruh negeri. Termasuk serangan udara di Aleppo untuk mengambil alih kota terbesar di Suriah itu.

Presiden Suriah Bashar Al-Assad Buka Puasa Bersama Tentara (SANA)

Sementara itu tentara pemerintah Assad berhasil mengambil alih Raqqa-- yang diklaim ISIS sebagai ibukota.

Assad yang pemerintahannya bertanggung jawab atas ratusan ribu kematian warga Suriah, kini menghadapi tuntutan untuk lengser dari AS, Inggris dan negara-negara Barat. Namun, presiden Rusia Vladimir Putin bersikukuh Assad tetap jadi presiden selama proses perdamaian berlangsung.