Liputan6.com, Dubai - Bulan suci Ramadan merupakan waktu di mana umat Islam diwajibkan untuk menahan rasa lapar, dahaga berserta segala bentuk hawa nafsu lainnya.
Baca Juga
Pada umumnya, pemeluk agama Islam dianggap sudah terbiasa atau mudah beradaptasi dengan aturan yang diberlakukan saat bulan puasa. Akan tetapi, sebetulnya setiap orang Muslim pasti pernah melalui rintangan berat di saat berpuasa.
Lalu bagaimana dengan kalangan non-Muslim yang ingin mencoba merasakan puasa layaknya umat Islam?
Berikut kisah singkat tiga orang non-Muslim yang dengan senantiasa mencoba menjalankan ibadah puasa seperti dilansir dari Al- Arabiya, Selasa, (5/7/2016).
Jatuh Cinta pada Islam
Seorang ekspatriat dari Jerman bernama Sonja Neuber yang kini berdomisili di negara Uni Emirat Arab merupakan salah satu dari kalangan non-Muslim di wilayah mayoritas Islam yang memutuskan untuk mencoba berpuasa.
Wanita yang diketahui bekerja untuk sebuah perusahaan pemasaran berbasis online di negara tersebut menjelaskan alasan di balik keputusannya mencoba berpuasa. Ia mengatakan, dirinya jatuh cinta pada budaya Arab dan agama Islam.
"Saya pertama kali membuat keputusan tersebut pada bulan Ramadan setahun yang lalu. Sejak itu, saya perlahan-lahan melatih diri saya dengan berpuasa setiap hari Senin dan Kamis. Pada saat itu saya mencoba menahan segala bentuk hawa nafsu walaupun banyak cobaan di sekitar saya, termasuk mereka yang tengah menikmati santapan makan siang," katanya.
Tidak hanya mencoba berpuasa saja, Sonja juga mulai membiasakan dirinya dengan tradisi sahur sebelum adzan subuh dikumandangkan. Selain itu, ia juga menjelaskan betapa pentingnya untuk seseorang menggunakan energi yang tersisa dalam tubuh mereka masing-masing untuk hal yang positif.
"Kita harus selalu memperhatikan perilaku sekaligus lebih berhati-hati saat melontarkan apapun dari mulut kita," tuturnya.
"Dengan banyak berlatih, berpuasa saat Ramadan jadi lebih mudah untuk dijalankan. Bagi saya, berpuasa bukan hanya sekedar melalui hari tanpa makan dan minum berjam-jam saja. Berpuasa telah memberikan saya kesempatan untuk lebih fokus terhadap elemen spiritual dalam jiwa dan pikiran saya," lanjutnya.
Suasana Mendukung
Solidaritas
Untuk seorang mahasiswa berkebangsaan Inggris yang tinggal di Dubai bernama Dale, keputusannya turut berpuasa bersama dengan umat Islam lainnya itu dilandasi dengan kesadaran dirinya sendirinya akan kesempatan yang sangat mulia di bulan suci Ramadan.
"Saya menilai sikap di mana seseorang rela menahan hawa nafsu lapar dan haus sangat mulia. Dengan begitu, seseorang akan jauh lebih menghargai dan mensyukuri apapun yang didapatnya selama ini," ungkap Dale.
Dale kemudian mengaku bahwa berpuasa saat musim panas di Dubai merupakan sebuah tantangan yang tak bisa dikeluhkan. Akan tetapi, hal tersebut tidak membuat Dale berhenti mencoba berpuasa. Ia merasa dirinya sudah dibuat jatuh hati oleh tradisi kebersamaan dan keharmonisan yang dirasakan saat bulan suci Ramadan.
Lingkungan Suportif
Drew, seorang insinyur asal Amerika Serikat yang kini tinggal di Abu Dhabi juga punya kisahnya tersendiri terkait pengalaman mencoba berpuasa di bulan Ramadan.
Ia menceritakan dirinya memutuskan untuk berpuasa di bulan suci Ramadan tahun lalu, namun hanya bertahan dalam waktu singkat saja lantaran kerap kali sakit kepala.
"Saya mampu melalui minggu pertama. Namun di minggu kedua, kepala saya mulai pening dan saya merasa lemah," katanya.
Ia pun akhirnya memutuskan untuk berhenti dan menjadikan berpuasa sekedar pengalaman saja. Keputusan ini bukanlah tanpa alasan. Suatu kali dirinya pingsan dan semenjak itu, ia mulai mengkonsumsi makanan teratur sesuai jadwal.
Meski tidak bisa sepenuhnya melakukan ibadah puasa seperti yang diinginkannya, Drew mengaku pengalaman berpuasa takkan pernah luput dari ingatannya dan teman-teman Muslimnya selalu mendukung Drew untuk selalu berusaha agar bisa berpuasa dan menahan segala bentuk hawa nafsu.
Advertisement