Sukses

Begini Bentuk Toleransi Beragama Warga Maluku Saat Lebaran

Kesadaran saling mengasihi dan menjaga hubungan baik di antara umat berbeda agama di provinsi kepulauan Maluku makin mengental.

Liputan6.com, Jakarta - Toleransi dan kerukunan terbukti mewarnai praktik beragama di Indonesia. Potret toleransi yang sudah jadi kearifan lokal itu terlihat di berbagai daerah saat momen Lebaran kali ini.

Di Maluku, Gubernur Said Assagaf terharu menyaksikan warganya melayani saudaranya sesama warga Maluku yang berbeda agama. Bentuknya sederhana saja, yaitu pengojek sepeda motor beragama Kristen mengantarkan umat Islam setempat pada perayaan Idul Fitri 1437 Hijriah kali ini.

Meski terkesan sederhana dalam bentuk antaran ojek, tapi bagi Assagaf, hal itu sangat bermakna. Bahwa kesadaran saling mengasihi dan menjaga hubungan baik di antara umat berbeda agama di provinsi kepulauan itu makin mengental.

"Saya terharu karena masyarakat semakin tinggi kesadarannya mengenai hubungan baik antarumat beragama sebagai warisan leluhur yang harus diteladani," katanya, ketika bersilaturahim bersama masyarakat di Kantor Gubernur Maluku, Kota Ambon.

"Bayangkan tukang ojek asal pangkalan Kudamati, Kecamatan Nusaniwe melayani penumpang di kawasan Kebun Cengkih, Kecamatan Sirimau. Sehingga tercermin jalinan keharmonisan antarumat beragama karena semua merasa orang basudara (saudara)," ujar dia.

Keharmonisan jalinan kebersamaan sesama tukang ojek ini pun telah terlaksana saat umat Kristiani setempat merayakan Natal. Saat Natal, pengojek beragama Islam mengantarkan mereka.

"Saya bangga memiliki warga yang mendukung program Pemprov Maluku menjadikan daerah ini sebagai laboratorium kerukunan antarumat beragama, baik skala nasional maupun internasional," kata Assagaf.

Gubernur juga memuji pengamanan malam takbiran oleh Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku dan biasanya saat malam menjelang perayaan Natal para remaja masjid yang bertugas.

Salah satu pengojek asal Kudamati, Joseph, mengemukakan, "Saya saat mengantar seorang ibu hingga Batumerah juga dipersilakan masuk ke rumah, disajikan minuman, kue bahkan diajak makan bersama."

2 dari 2 halaman

Toleransi Tutup Mal

Sementara itu sejumlah pusat perbelanjaan di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) ditutup pada hari pertama Idul Fitri 1437 Hijriah sebagai bentuk penghormatan terhadap umat muslim. Di Jalan Jenderal Achmad Yani Kelurahan Merdeka Kota Kupang, misalnya, supermarket Rukun Jaya yang setiap hari biasa dibuka 24 jam tutup.

Situasi serupa juga terjadi di pusat perbelanjaan Sahabat Pasar Raya Centre (SPC) Kupang yang terletak di Jl Mohmmad Hata, juga ditutup rapat, kecuali segelintir warga yang masuk dan keluar dari samping pusat pembelanjaan itu dari dan menuju pemukiman di belakang sarana itu. Demikian pula Flobamora Mall yang terletak di Jl. W.J Lalamentik Oebufu Kota Kupang.

Sarana pembelanjaan ini yang pada setiap hari biasa dibuka pada pukul 10.00 WITA, nampak tertutup dan tidak aktivitas, termasuk sejumlah rumah toko (Ruko) yang berada di sekelilingnya.

Manager Penjualan Flobamora Mall, Robby Kase, mengatakan untuk hari pertama pelaksanaan Idul Fitri, pihak pengelola meminta tutup.

"Keputusan ini sangat tepat bertepatan dengan awal Idul Fitri, di mana dari ribuan karyawan dan karyawati yang berkarya di pusat perbelanjaan ini, sekitar 40 persennya beragama Islam, sehingga perlu ada sikap toleransi," katanya.

Sehari menjelang Lebaran, pusat-pusat perbelanjaan tersebut tampak sangat ramai. Arus lalu lintas menuju pusat-pusat perbelanjaan tersebut macet karena banyaknya warga yang datang berbelanja berbagai keperluan Lebaran.