Liputan6.com, Jakarta Tak sedikit pasien mag sulit menjalankan ibadah puasa Ramadan karena keluhan pada lambung dan ulu hati. Namun, bukan berarti mag membuat Anda tidak bisa berpuasa sama sekali.
Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD, KGEH, MMB, FINASIM, FACP, dari divisi gastroenterologi, Departmen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta, menjelaskan, pasien mag masih bisa berpuasa dengan memperhatikan pola makan dan jenis makanan yang disantap selama sahur dan berbuka puasa.
Baca Juga
Meski dalam seminggu pertama perut akan terasa sakit, tapi menurut Ari kondisi tersebut sangatlah normal.
Advertisement
"Wajar di seminggu pertama perut akan begah dan tidak terasa nyaman, karena dia sedang adaptasi," ujar Ari saat memberi paparan dalam seminar Kiat Sukses Puasa Ramadan Tanpa Gangguan Pencernaan di RSCM Kencana, ditulis Senin (29/5/2017).
Setelah mengisi perut saat sahur, enam sampai delapan jam kemudian perut akan kosong dan terjadi peningkatan asam lambung yang dapat menyebabkan gejala mag.
Namun, menurut Ari, pasien mag yang berpuasa justru tidak akan mengalami kesakitan pada lambung dan ulu hati. Ini karena puasa justru membuat pasien mag menjalankan pola makan yang lebih teratur.
"Keluhan sakit mag yang timbul pada pasien biasanya akibat ketidakteraturan makan, konsumsi camilan berlemak, asam, dan pedas sepanjang hari, minuman bersoda, kopi, juga merokok ditambah stres," ujarnya.
Sementara saat puasa, pasien mag hanya bisa makan dua kali sehingga kebiasaan yang memicu mag jadi berkurang. Namun, Ari menekankan agar pasien mag tetap mengonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter pribadi saat sahur.
"Obatnya harus diminum saat sahur dan hindari makanan yang memicu asam lambung tadi, seperti makanan berlemak dan gorengan," ujar Ari.