Liputan6.com, Probolinggo - Ramadan selalu menjadi momentum indah bagi umat Muslim. Selain sebagai bulan penuh ibadah, banyak juga tradisi unik yang hanya dapat dijumpai saat Ramadan. Salah satunya adalah tradisi menyiapkan menu buka puasa yang dilakukan para santri di Kota Probolinggo, Jawa Timur. Tradisi itu dikenal sebagai Tanak Tomang.
Selama bulan Ramadan menjelang buka puasa tiba, aktivitas para santri Pondok Pesantren Riyadlus Sholihin di Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo, Jawa Timur menjadi lebih sibuk.
Secara bersama-sama, antara lima hingga 30 orang santri menanak nasi untuk sajian berbuka puasa warga pesantren. Pengasuh Pondok Pesantren Riyadlus Sholihin, Hadi Zainal Abidin mengatakan, tradisi itu bertujuan untuk melatih santri hidup mandiri.
"Dengan bekerja sama melalui tradisi tanak tomang ini, para santri dapat menjunjung tinggi persahabatan dan kebersamaan, menerima perbedaan, serta bertanggung jawab terhadap tugas yang diembannya," tutur Habib Hadi, Jumat sore, 10 Juni 2017.
Salah satu santri, Ahmad Nur Hidayah menceritakan segera setelah seluruh masakan matang, santri lain akan langsung bergegas menyiapkan daun pisang untuk dijadikan alas hidangan buka puasa.
Baca Juga
Advertisement
"Daun pisang ini digelar berjajar memanjang sesuai dengan jumlah santri yang akan berbuka puasa, kemudian nasi putih diletakkan di atas alas ini, diikuti dengan lauk pauk tahu, tempe dan ikan asin, sambal terong, serta lalapan sayur," ujar Ahmad.
Cara memasaknya sangat sederhana sekali, hanya menggunakan perapian pada tungku yang dibuat sendiri dari bata merah. Seluruh alat memasak seperti dandang beras dan penggorengan lalu diletakkan di atas tungku.
Proses inilah yang membuat suasana tanak tomang menjadi seru, karena seluruh santri terlibat dalam pembagian tugas masing-masing. Ada yang bertugas mencuci beras dan memasak nasi, mencari sayuran, menggoreng ikan, membakar terong, dan menyiapkan sambal.
Meski menunya sederhana, suasana yang terjalin membuat hati riang. Jamak di antara santri saling bersenda gurau di sela mempersiapkan makanan berbuka itu.
Saat azan maghrib berkumandang pertanda waktu berbuka puasa tiba, seorang santri senior di antara mereka akan membacakan doa makan dan berbuka, yang diikuti oleh santri lainnya.
Kemudian, hidangan buka puasa ala kaum santri itu pun disantap dengan lahap, sebagai nikmat dan rezeki dari Allah subhanahu wata’ala. Kebersamaan bisa tercipta meski mereka datang dari berbagai daerah, berbeda hubungan keluarga bahkan status sosial.
Â