Liputan6.com, Jakarta - Atlet kerap menemui dilema setiap kali Ramadan tiba. Utamanya untuk olahraga kompetitif seperti bulu tangkis dan sepak bola, latihan menjadi keharusan yang tidak bisa ditinggalkan.
Khusus di Indonesia, kompetisi sepak bola Liga 1 tetap berjalan meskipun di bulan Ramadan. Pertandingan memang digelar pada malam hari, tepatnya pukul 20.30. Meski begitu, tim tetap harus melakukan latihan rutin yang biasanya berlangsung sore hari menjelang buka puasa.
Baca Juga
Advertisement
Klub Liga 2, Madiun Putra, malah menambah latihan fisik saat kompetisi libur. Pelatih Madiun Putra, Sartono Anwar, menambah latihan berat di malam hari.
"Di grup, posisi kami mengkhawatirkan, jadi para pemain harus mendapat tambahan latihan fisik. Kami harus pintar-pintar mencuri latihan fisik," ujarnya.
Lain lagi dengan pebulu tangkis putra, Tommy Sugiarto. Dia jujur mengatakan tak bisa puasa saat latihan. Dia hanya puasa saat weekend saat tak ada latihan bersama klub, ISTC BERKAT ABADI Sukabumi.
"Mungkin di bulan Ramadan hanya weekend saya sanggup berpuasa. Hari biasa banyak latihan bersama pemain junior meski di klub sendiri," kata Tommy dalam jumpa pers.
Simak video tausiah dari Zawawi Imron di bawah ini:
Jaga Porsi Berbuka
Sedangkan bek sayap Persib Bandung, Jajang Sukmara, mengaku masih beradaptasi dengan perubahan jadwal kompetisi selama bulan Ramadan. Liga 1 akan kick off pada malam hari dan hal ini membuat Jajang mensiasati porsi berbuka puasa.
Sebagai pesepak bola muslim di Indonesia, Jasuk--panggilan sang pemain--mendapat pengalaman yang sama tiap tahunnya. Dia tak bisa berbuka puasa dengan menyantap banyak makanan sekaligus karena akan bertanding beberapa jam sesudahnya.
"Saya yang terbiasa dengan jadwal reguler hanya mensiasati menu makan sebelum pertandingan biar sanggup bermain malam di bulan puasa. Porsi mungkin setelah pertandingan baru diperbanyak," kata Jajang kepada wartawan.
Advertisement