Liputan6.com, Jakarta - Cuaca ekstrem akan menyelimuti padang Arafah pada 9 Dzulhijjah 1438H atau 31 Agustus 2017 pada musim haji ini. Situasi tersebut menjadi fokus utama Panitia Pelaksana Ibadah Haji (PPIH) 2017, lantaran 66,67 persen jemaah Indonesia berusia lanjut yang berisiko tinggi atau risti.
"Diprediksi ini merupakan cuaca terpanas selama 20 tahun terakhir. Jadi akan sangat panas sekali," ujar Kepala Klinik Kesehatan Ibadah Haji (KKHI) Daker Mekah Dokter Yanuar Fajar di Mekah, Sabtu (5/8/2017).
Menurut dia, cuaca diperkirakan mencapai 50-60 derajat Celsius. "Cuaca akan meningkat suhunya mulai tanggal 20-an (Agustus)," imbuh Yanuar.
Advertisement
Namun, ia menambahkan, cuaca ekstrem diprediksi berkurang pada musim haji 2018.
Sementara itu, finalisasi persiapan tenda wukuf tengah dilakukan di Padang Arafah. Cuaca di Arafah pada siang hari bisa mencapai 46 derajat. Sementara suhu di Mekah, tepatnya di Masjidil Haram, mencapai 49 derajat Celsius pada siang hari.
Tips Hindari Heatstroke
Cuaca panas di atas 50 derajat Celsius berbahaya bagi jemaah Indonesia yang terbiasa dengan cuaca tropis di kisaran 32-38 derajat Celsius.
Jika terpapar panas ekstrem, maka jemaah bisa terkena heatstroke yang bisa mengancam jiwa. Heatstroke pada dasarnya adalah kondisi yang disebabkan kondisi tubuh meningkat. Keadaan ini biasanya akibat pemaparan yang terlalu lama atau aktivitas fisik pada suhu tinggi seperti matahari.
Agar terhindar Heatsroke, Dokter Yanuar mengimbau 4 hal, yakni:
1. Minum air putih yang banyak. Jangan pernah takut untuk buang air kecil
2. Makan yang teratur. Perhatikan jam makan di Arab Saudi, perhatikan jam kedaluarsanya.
3. Istirahat cukup. Meski puncak ibadah haji masih sekira 1 bulan lagi, jemaah jangan berlebihan dalam beraktivitas.
4. Bawa alat pelindung. Selain payung, juga jangan lupa membawa tabung penyemprot air dan jangan lupa memakai sandal.
Saksikan video berikut ini: