Bintang.com, Jakarta Puasa di negeri sendiri atau negara tetangga yang serumpun sudah biasa bagi Yuni Shara. Di negeri jiran yang umat Islam-nya banyak juga sudah pernah dirasakan olehnya, tapi ia tak merasakan perbedaan yang signifikan.
Itu karena nuansa dan atmosfer Ramadan-nya tak bebeda jauh dengan di Indonesia. Namun berbeda saat ia melakoni ibadah puasa nun jauh di Timur Tengah. Suasana yang ia rasakan saat menjalankan ibadah puasa di tanah suci Mekah dan Madinah jauh berbeda dengan yang ia rasakan di Tanah Air.
Perbedaan itu terlihat dari iklim yang amat terik dan kering. Penduduk yang bermukim di sekitar kota suci juga memberikan kesan mendalam bagi Yuni hingga beberapa tahun berikutnya. "Saya pernah menjalankan ibadah puasa di Mekah sekitar tahun 1995-an," kenang Yuni kepada Bintang.com yang menghubunginya belum lama berselang.
Advertisement
Baca Juga
Saat itu Yuni tengah menunaikan ibadah umrah yang bertepatan dengan bulan Ramadan. Menurut pelantun tembang "Hilang Permataku"Â ini, ia punya kesan yang amat mendalam berpuasa di tanah suci. "Berkesan karena semua merasakan atmosfer yang sama dengan warga setempat dan jemaah dari negara lain yang juga menunaikan umrah. Kami berbuka puasa ramai-ramai di masjid pakai kurma," kenangnya.
Untuk sahur, kata kakak kandung penyanyi Krisdayanti ini, dirinya mengisi perutnya dengan hidangan setempat, bukan makan nasi seperti kebiasaan sebagian besar penduduk Indonesia yang makanan pokoknya beras. "Kalau berbuka dengan kurma, sahurnya kita hanya makan roti," ungkap Yuni.Â
Menurut Yuni Shara ia pernah menjalankan ibadah puasa di negeri jiran yang tak jauh dengan Indonesia, seperti Malaysia dan Singapura. Suasana tak berbeda dengan Ramadan di Indonesia. "Saat puasa di negara lain kalo yang deket-deket rasanya seperti di negara sendiri," akunya.Â
Berbeda saat ia melakoni ibadah puasa di negara Timur Tengah, di kota suci yang menjadi tujuan ibadah haji dan umrah bagi umat Islam dari seluruh dunia.