Sukses

Gubernur Aceh Ingatkan Puasa Tak Jadi Alasan Malas Bekerja

Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf mengingatkan kepada seluruh rakyat Aceh agar tidak menjadikan alasan berpuasa malas bekerja.

Liputan6.com, Jakarta Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf mengingatkan kepada seluruh rakyat Aceh agar tidak menjadikan alasan berpuasa malas bekerja. Akan tetapi puasa ramadan harus dijadikan momentum untuk meningkatkan kualitas diri, baik dalam ibadah maupun etos kerja.

"Sebagai momentum spritual, ramadan adalah sarana untuk meningkatkan kualitas diri dan ibadah kepada Allah. Selain itu, kehadiran ramadan seharusnya juga memberi dampak positif dalam meningkatkan etos kerja," kata Irwandi Yusuf dalam tausiah singkatnya di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Senin malam (17/5).

Irwandi mengungkapkan, ada sebagian orang yang menjadikan ramadan sebagai dalih untuk tidak bekerja tepat waktu, kurang semangat dalam belajar dan bekerja. Hal ini mencitrakan Islam sebagai suatu agama yang memerintahkan umatnya untuk bermalas-malas pada saat bulan ramadan, padahal banyak ulama sebelumnya banyak melahirkan karya dalam bulan ramadan.

"Artinya terjadi fenomena penurunan etos kerja di dalam segala dimensi kehidupan. Fenomena seperti ini menjadi sebuah pemandangan dan keseharian pada bulan ramadan. Padahal, jika kita lihat sejarah rasulullah dan para sahabat di perang Badar sangatlah luar biasa. Saat itu, jumlah umat Islam yang hanya tiga ratus orang berperang melawan hampir seribu orang kafir Quraisy, sangat tidak seimbang," ungkap Gubernur.

Katanya bulan ramadan menjadi ujian awal untuk menguji etos kerja seseorang. Jika etos kerja meningkat selama ramadan, maka sudah bisa dipastikan secara alamiah bahwa produktivitas kerjanya juga terus meningkat pada bulan-bulan setelah ramadan.

Gubernur meyakini, janji Allah untuk melipatgandakan pahala semua jenis ibadah pada bulan ramadan akan memantik setiap orang untuk berlomba-lomba ibadah, meningkatkan produktivitas kerja yang baik dan berusaha mereduksi aktivitas yang memiliki unsur maksiat.

"Tidak berperilaku konsumtif dan tetap sederhana selama ramadan, sehingga akan mengasah jiwa agar terhindar dari ketamakan dan keserakahan," jelasnya.

Lanjutnya, berdasarkan sejarah para ulama banyak menyelesaikan karya-karya monumentalnya pada bulan ramadan.

Beberapa karya ulama Aceh yang dibuat di bulan ramadan adalah Mirat At-Thulab karya Abdulrauf Al Fansuri, kitab Qatr An-Nida karya Abu Abdullah Jamaluddin Muhammad bin Yusuf bin Hisyam Al-Anshari, yang disalin pada bulan ramadan oleh Leube Adam Amud.

"Jadi, tradisi puasa yang disyariatkan bagi umat Islam adalah spirit yang kuat dalam meningkatkan etos kerja. Sebab tingkat konsentrasi dan kesungguhan akan lebih bertambah terlebih keberkahan yang diberikan Allah," imbuh Gubernur.

Oleh karena itu, Gubernur mengajak seluruh umat Islam, khususnya masyarakat Aceh untuk memahami ramadan sebagai upaya membentuk pribadi yang profesional dan disiplin dalam berbagai bidang.

"Allah menjadikan ramadan sebagai ladang untuk beramal saleh. Maka umat Islam harus mampu memanfaatkannya. Sangat keliru jika etos kerja menurun dibanding dengan hari-hari di luar Ramadan. Mari kita tingkatkan semangat dan ibadah kita agar meraih predikat taqwa saat ramadan berlalu," tutupnya. [rhm]

Sumber: Merdeka

Reporter: Afif

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini