Liputan6.com, Jakarta Salah satu kegiatan mengasyikkan yang bisa dilakukan saat ngabuburit pada bulan Ramadan, adalah dengan menonton film. Namun tentu saja pilihan film untuk ini memang perlu diteliti dengan seksama, agar tak mengganggu ibadah puasa yang tengah dijalani.
Lantas, bagaimana dengan penggemar film romantis? Adakah film dari genre ini yang layak ditonton saat ngabuburit di bulan Ramadan?
Jawabannya, tentu saja ada. Salah satunya adalah Baran, film asal Iran dari tahun 2001 silam.
Advertisement
Film ini cocok disaksikan kala bulan Ramadan, karena tak memperlihatkan adegan mesra sama sekali. Bahkan kedua bintang utamanya pun hampir tak pernah bersentuhan. Jangankan bertukar rayuan gombal, dua tokoh utamanya tak berdialog secara langsung.
Namun, kadar romantisme dalam film ini begitu terasa.
Baca Juga
Latif dan Rahmat
Film Baran diawali dengan kisah Latif (Hossein Abedini), seorang pemuda yang bekerja di lokasi pembangunan sebuah gedung. Tugasnya, membuat teh dan menghidangkan makanan kecil untuk para kuli bangunan. Hanya saja, makanan dan teh yang disajikan Latif sama sekali tak enak.
Tiba-tiba, datang Rahmat (Zahra Bahrami), seorang pekerja ilegal dari Afghanistan di lokasi pembangunan tersebut. Badan Rahmat yang kecil, membuat mandor bangunan akhirnya menyerahkan tugas Latif untuk Rahmat. Sementara Latif, dijadikan kuli bangunan.Â
Latif yang kini kebagian tugas berat, tentu saja kesal. Apalagi para kuli bangunan merasa teh dan makanan buatan Rahmat jauh lebih enak dari sebelumnya.
Saking kesalnya, Latif pun kerap mengusili Rahmat. Namun perasaan kesalnya ini berubah 180 derajat, setelah ia mengetahui bahwa Rahmat sebenarnya adalah seorang perempuan bernama Baran yang tengah menyamar.
Masalahnya, kini petugas imigrasi kian memperketat pengawasan terhadap pekerja ilegal. Latif pun mati-matian berusaha melindungi Baran.
Advertisement
Skor Tinggi dan Metascore dan Rotten Tomatoes
Baran, adalah salah satu film yang digarap oleh sutradara Iran paling dikenal saat ini, Majid Majidi. Baran meraih skor tinggi, yakni 79 di Metascore dan 89 persen di Rotten Tomatoes. Kritikus film juga memberikan pujian untuk film ini.
Akting yang natural dan cerita yang dramatis dan penuh dengan nilai kemanusiaan, dinilai menjadi nilai plus film ini.