Jakarta Alquran diturunkan ke bumi saat bulan Ramadan, tepatnya pada hari ke-17. Momen tersebut dikenang oleh umat Islam dengan peristiwa Nuzulul Quran.
Saat wahyu pertama turun, Rasulullah Muhammad SAW sedang menyepi di gua Hira. Rasulullah ingin menenangkan diri dan menjauhi keramaian.
Saat menyepi, tiba-tiba muncul bayangan lalu mendekap Rasulullah. "Bacalah," begitu kalimat yang didengar Rasulullah.
Advertisement
"Aku tak bisa membaca," kata Rasulullah sembari gemetar.
" Iqro' bismi rabbikal ladzi kholaq (bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan)," begitulah kalimat Malaikat Jibril setelah menyuruh Rasulullah membaca sebanyak tiga kali.
Demikianlah proses singkat mengenai turunnya wahyu pertama, kemudian diturunkan dengan berangsur-angsur selama 23 tahun.
Lantas, apa yang dilakukan Rasulullah di malam Nuzulul Quran berikutnya?
Dikutip dari Islami.co, mengenai hal ini, terdapat keterangan dalam hadis riwayat Bukhari, dari Abu Hurairah RA.
" Dari Abu Hurairah ia berkata, 'Dahulu [Makaikat Jibril] menyetorkan bacaan Al-Quran kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam setiap tahun sekali, lalu pada tahun wafatnya beliau, Malaikat Jibril menyetorkan bacaannya dua kali. Dan dahulu, setiap tahun beliau beritikaf selama sepuluh hari, pada tahun kemangkatannya, beliau beritikaf sebanyak dua puluh hari'."
Ibnu Hajar dalam kitab Fathul Bari memberikan penjelasan malam di bulan Ramadan lebih utama daripada siang hari. Sebab, pada siang hari manusia sibuk dengan urusan dunia meski dalam Ramadan.
Pada kesempatan yang sangat khidmat itulah, Malaikat Jibril mengajarkan segala hal kepada Rasulullah. Tentu berkaitan dengan Alquran.
Sumber: Dream.co.id