Sukses

Konyol dan Sedih, Semoga Cerita Pemudik Tahun Lalu Tak Terjadi Tahun Ini

Saat mudik lebaran, memang menjadi hal yang lumrah untuk bermacet-macetan selama berjam-jam menjadi sebuah pengorbanan agar bisa sampai di kampung halaman dan berkumpul bersama sanak saudara di hari raya nanti.

Jakarta Saat mudik lebaran, memang menjadi hal yang lumrah untuk bermacet-macetan selama berjam-jam menjadi sebuah pengorbanan agar bisa sampai di kampung halaman dan berkumpul bersama sanak saudara di hari raya nanti. 

Merdeka.com merangkum berbagai cerita yang mengiringi perjalaan mudik pada 2017 silam. Kisah-kisah berikut ini bisa menjadi pelajaran agar kejadian tersebut tidak terulang. Juga dapat meningkatkan kewaspadaan bagi para pemudik, sehingga bisa sampai ke kampung halaman dan kembali dengan selamat.

1. Ibu-ibu pemudik ditinggal bus saat ke toilet

Kejadian konyol dialami seorang ibu asal Jawa Timur saat berada di SPBU Kaligangsa Kota Tegal, tahun lalu. Dia kebingungan saat keluar dari toilet di SPBU Kaligangsa Kota Tegal. Ini lantaran bus yang ditumpangi tidak ada, alias sudah berangkat. Perempuan berusia 35 tahun itu lalu mendatangi pos polisi Sat Lantas Polres Brebes yang berada di perbatasan Kota Tegal dan Brebes.

Saat itu Brigadir Feryan yang sedang bertugas langsung menawarkan tumpangan untuk mengejar bus yang berjarak sekitar tiga kilometer dari lokasi awal. Setelah sampai pintu Tol Brexit, ternyata bus sudah bergerak masuk ke dalam tol, yakni sudah sampai ke interchange tol atau KM 268.

"Saya tidak bisa masuk ke tol menggunakan sepeda motor. Akhirnya, saya menghentikan bus lain yang mau masuk tol untuk menitipkan penumpang tersebut," kata anggota polisi tersebut. Akhirnya ibu itu berhasil melanjutkan perjalanannya. "Ya, saya bersyukur bisa membantu penumpang bus yang juga pemudik itu. Semoga tidak ada kejadian serupa lagi. Karena kasihan kan kalau sampai tertinggal seperti itu," kata Brigadir Feryan.

2. Anak hilang saat mudik

Kejadian anak hilang seringkali terjadi di terminal, pelabuhan bahkan di stasiun kereta api. Seperti salah satunya Heri Susanto (47), warga Kalisari Jalan Bendera, Jakarta Timur. Dia kehilangan anaknya, Alifta Nan Rahfaidah (16). Anaknya hilang saat tiba di Stasiun Tugu Yogyakarta seusai menaiki kereta Senja Utama, pada tahun lalu.

Alifta menghilang ketika kakeknya, Surahyo (77), menunaikan ibadah Salat Subuh di musala yang ada di Stasiun Tugu sekitar pukul 04.30 WIB. "Ayah saya (kakek Alifta) itu pulang kampung bersama Alifta dari Jakarta Timur untuk ke Wonosari ke tempat keluarga besarnya. Berangkat dari Pasar Senin naik kereta api Senja Utama, Senin (3/7/2017) pukul 19.00 WIB," kata Heri. Semoga kejadian anak hilang tidak akan terjadi pada tahun ini.

3. Tiga kakak beradik nekat gowes sepeda temui orangtua di Tangerang

Tiga kakak beradik Okta, Rizal dan Aslam menggowes sepeda dari kampung halaman neneknya di Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Palembang, Sumatera Selatan menuju Ciledug, Kota Tangerang, Banten. Cara ini terpaksa dilakukan lantaran tak punya ongkos untuk bertemu orangtuanya.

Sudah enam hari lima malam mereka mengayuh sepeda jenis BMX hingga tiba di Pelabuhan Merak Banten. Selama perjalanan, ketiga anak ini hanya mendapat ongkos dari neneknya Rp150 ribu. Sebagai tambahan, mereka sempat mengamen di jalan. Saat lelah ketiganya juga beristirahat di berbagai area SPBU. "Jam 7 malam baru berangkat, jam sepuluhnya istirahat dulu. Nanti kalau matahari sudah muncul baru berangkat lagi," kata Okta.

Saat tiba di Pelabuhan Merak, mereka berbeda dengan penumpang kendaraan lainnya. Mereka keluar dari kapal dengan mengayuh sepeda.

Sumber: Merdeka

Reporter: Syifa Hanifah

Video Terkini