Sukses

Agar Ramadan Tak Sia-sia, Hindari Lima Hal Ini

Salah satunya, sholat Tarawih dengan gerakan cepat.

Jakarta Ramadan akan menyapa umat Islam kurang lebih 20 hari lagi.  Bulan suci ini selalu dinantikan karena membawa banyak keutamaan yang bisa diraih lewat banyak amalan.

Tentu, puasa menjadi amalan wajib dan utama sepanjang Ramadan. Ibadah ini mengandung hikmah pengendalian diri atas segala sesuatu baik bersifat ragawi maupun batini.

Tetapi, umat Islam patut untuk berusaha sejauh mungkin dari amalan-amalan berikut. Sebab, jika kita melakukannya, Ramadan kita bisa rusak dan amalan ibadah menjadi sia-sia.

Dikutip dari rumaysho.com, ada lima amalan yang bisa merusak Ramadan. Berikut jenis-jenis amalan tersebut.

Pertama, tidak menghiasi Ramadan dengan ilmu. Sepanjang Ramadan, akan ada banyak majelis taklim digelar, mulai Subuh hingga menjelang Maghrib.

Ilmu merupakan penuntun dalam menjalani hidup. Tanpa ilmu, hidup terasa sulit.

Ibnu Taimiyah dalam Miftah Dar As Sa'adah memberikan penjelasan sebagai berikut.

"Siapa yang terpisah dari penuntun jalannya, maka tentu ia bisa tersesat. Tidak ada penuntun yang terbaik bagi kita selain dengan mengikuti ajaran Rasulullah SAW."

Kedua, tidak berhenti maksiat. Puasa tidak sekadar menahan lapar dan haus, namun juga berhenti dari perbuatan maksiat yang berujung dosa. Apalah guna beribadah namun enggan meninggalkan maksiat.

Dalam hadis riwayat Ahmad, Rasulullah Muhammad SAW bersabda,

"Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga saja."

Sementara dalam hadis riwayat Bukhari, dari Abu Hurairah RA, Rasulullah bersabda,

"Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, ‘Aku sedang puasa, aku sedang puasa."

Ketiga, sholat Tarawih sangat cepat. Sholat semacam ini memang hemat waktu, namun menyalahi kaidah yaitu kekhusyukan.

Dalam hadis riwayat Bukhari, Abu Hurairah RA berkata,

"Nabi SAW melarang seseorang sholat mukhtashiron."

Ibnu Hajar dalam kitan Bulughul Maram memberikan penjelasan mengenai kata mukhtasiron.

"Sebagian ulama menafsirkan ikhtishor (mukhtashiron) dalam hadis di atas adalah sholat yang ringkas (terburu-buru), tidak ada thuma’ninah ketika membaca surat, ruku’ dan sujud."

Sumber: Dream.co.id