Liputan6.com, Jakarta Mengenakan helm bagi pengendara sepeda motor merupakan hal yang wajib dilakukan karena mampu mencegah risiko cedera serius saat terjadinya kecelakaan.
"Perlu diingat, bahwa sekitar 90 persen pesepeda motor yang meninggal dunia dalam kecelakaan di jalan dipicu oleh luka di kepala dan leher," ujar Edo Rusyanto, koordinator Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman), di sela Aksi Simpatik Pahala, dalam rilis yang diterima Liputan6.com.
Advertisement
Baca Juga
Lanjut pria yang akrab disapa Eyang Edo ini, memakai helm saat berkendara merupakan ikhtiar mereduksi dampak terjadinya kecelakaan. Memakai helm menjadi jurus berkendara rendah risiko (low risk riding).
"Kami berharap, memakai helm menjadi sebuah kebutuhan, bukan semata kewajiban," ujarnya.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Helm Jeruk Pamelo, Andalan Teknologi Masa Depan
Teknologi keselamatan semakin maju, termasuk di dunia otomotif. Menariknya ada pula yang mengambil inspirasi dari alam.
Salah satunya adalah apa yang dilakukan oleh BMW Group. Baru-baru ini, pekerja di berbagai fasilitas produksi di Jerman telah sepakat untuk membuat alat pelindung yang terinspirasi dari alam.
Â
BACA JUGA
Â
Melansir carscoops.com, Sabtu (1/7/2017), teknologi yang dijuluki Bio-Inspired Safety Systems (BISS) ini sebetulnya telah diusahakan selama tiga tahun terakhir oleh sebuah konsorsium, termasuk di dalamnya BMW, Adidas, dan sejumlah universitas di Jerman.
Dikatakan, BISS mengambil inspirasi khusus dari Pomelo, anggota keluarga buah jeruk. Ia jadi rujukan karena sifatnya yang bisa tidak pecah atau rusak meskipun jatuh dari tempat yang tinggi.
Selain itu, proyek itu juga sedang menyelidiki beberapa ikan dan reptil, termasuk alat pelindung yang terdapat di tubuh aligator.
Hasil dari riset ini adalah beberapa purwarupa, termasuk helm. Diprediksi helm ini beratnya lebih ringan 20 persen, tetapi lebih keras dan stabil daripada yang ada saat ini.
BMW juga yakin teknologi ini bisa dipakai di sarung tangan dan pelindung lain yang bisa dipakai pekerja pabrik untuk menghindari dari kecelakaan kerja.
Sayangnya tidak dikatakan kapan persisnya teknologi ini bakal diproduksi massal.
Advertisement