Sukses

Solo: Jelang Lebaran, Puluhan Supir Bus Angkutan Periksa Kesehatan

Menjelang Lebaran, puluhan supir bus di Solo jalani tes kesehatan. Tes kesehatan meliputi pengecekan kondisi kadar gula darah, tensi darah, obat-obatan terlarang dan tes buta warna.

Jakarta Menjelang Lebaran, puluhan supir bus di Solo jalani tes kesehatan. Tes kesehatan meliputi pengecekan kondisi kadar gula darah, tensi darah, obat-obatan terlarang dan tes buta warna. Guna keselamatan supir dan penumpang serta mengurangi dan menghindari kasus kecelakaan pemudik. Tes kesehatan ini akan di mulai Rabu hingga Kamis (6-7/6) besok.

Dari sekitar 50 sopir bus, sebagian besar pengemudi terindikasi mengidap tekanan darah tinggi atau hipertensi. Selain hipertensi, petugas juga mendapati para sopir mengalami kelelahan. Para sopir mengikuti beberapa tahapan, mulai dari sesi wawancara, pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan kadar gula darah, pemeriksaan tekanan darah, alkohol atau narkoba dan tes buta warna.

"Pemeriksaan kesehatan ini untuk memastikan bahwa pengemudi bus dalam kondisi sehat dan layak kerja," ujar koordinator terminal penumpang tipe A Tirtonadi Solo Joko Sutriyanto, Rabu (6/6).

Menurut dia, dalam setiap harinya ada sekitar 50 pengemudi bus, baik angkutan kota dalam provinsi (AKDP) dan antarkota antarprovinsi (AKAP) yang menjalani pemeriksaan kesehatan.

Dalam pemeriksaan kesehatan ini, pihaknya melibatkan Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta dan kepolisian.

Jika hasilnya ada pengemudi bus yang terindikasi menggunakan narkoba, maka pengemudi bus tersebut untuk sementara akan diistirahatkan. Supaya tidak membahayakan penumpang pada saat arus mudik dan balik Lebaran.

"Nanti rekomendasi dari dokternya. Ini layak dan ini tidak layak. Ini perlu diistirahat, ya kita istirahatkan," kata dia.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DKK Solo, Dwi Martiastuti mengungkapkan, pemeriksaan kesehatan meliputi tes kesehatan dan wawancara.

Tes wawancara dimaksudkan untuk mengetahu kondisi pengemudi bus tersebut mengantuk, lelah atau sedang mengkonsumsi obat-obatan dan minuman keras (miras).

"Kalau kondisinya layak dengan catatan tensi darahnya yang tinggi, memakai narkoba atau alkohol ada rekomendasi sendiri," katanya. [cob]

Sumber: Merdeka

Reporter: Arie Sunaryo