Sukses

Badan Amal Yordania Sediakan Makanan Khas Ramadan di Hotel untuk Kaum Papa

Tim sukarelawan Yordania bekerja sepanjang tahun untuk mengumpulkan makanan-makan dari pesta-pesta pernikahan besar, toko-toko roti dan restoran.

Liputan6.com, Amman - Seorang pekerja badan amal Yordania mengumpulkan makanan berlebih layak konsumsi dari jamuan Ramadan di sebuah hotel bintang lima di Amman, Yordania.

Sisa makanan-makanan mewah yang tersaji prasmanan di ruang makan hotel tersebut akan dikemas oleh rekannya sesama sukarelawan, lalu dibagikan ke keluarga yang membutuhkan.

Aksi tersebut bermula dari geramnya Bandar Sharif dengan banyaknya makanan hotel yang terbuang selama Ramadan. Lalu ia pun berinisiatif mengumpulkan dan menyumbangkannya.

Bandar Sharif memulai inisiatif 'Dapur Keluarga' sekitar 10 tahun yang lalu.

"Yang kami lakukan, membuang sampahnya, menyelamatkan makanan dan memberikan kepada orang-orang yang membutuhkannya," kata Sharif, guru berusia 33 tahun tersebut seperti dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (13/6/2018).

Tim sukarelawannya bekerja sepanjang tahun untuk mengumpulkan makanan dari pesta-pesta pernikahan besar, toko-toko roti dan restoran.

 

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

2 dari 2 halaman

Bantuan untuk Palestina

Tahun ini, badan amal tersebut memusatkan kerja amal di kamp pengungsi Palestina di Baqaa, salah satu kawasan miskin di negara tersebut. Tempat beberapa unjuk rasa besar memprotes kenaikan tinggi harga-harga yang didukung oleh Dana Moneter Internasional.

Para kritikus menyalahkan kenaikan harga sebagai penyebab peningkatan kemiskinan di Yordania.

Inisiatif 'Dapur Keluarga' tahun ini menyediakan makanan buka puasa untuk 500 keluarga di kamp-kamp pengungsi miskin di luar Kota Amman.

Sepertiga dari 120 ribu penghuni kamp berada di bawah garis kemiskinan nasional dan sekitar 17 persen penghuni adalah pengangguran, menurut badan pengungsi PBB.

"Keluarga kami sangat miskin. Banyak kemiskinan di masyarakat, jadi mereka butuh dukungan, mereka butuh makanan-makanan itu untuk memastikan ada yang dimakan keesokan hari," kata Kifah Khamis, yang mengelola badan amal di kamp yang luas itu.

Salah seorang penghuni kamp, Um Thair, seorang ibu dengan empat anak mengatakan, dia tidak bisa bertahan tanpa makanan yang dikirimkan untuk keluarganya.

"Saya bisa menghemat uang. Selama Ramadan, saya tidak membeli banyak makanan atau berbelanja. Sebagian besar makanan kami berasal dari badan amal. Kami datang setiap hari dan mengambil makanan buka," katanya.