Liputan6.com, Jakarta - Kabar gempa Lombok masuk ke ponsel Avip Affan. Petugas Sistem Komputerasasi Haji Terpadu (Siskohat) Sektor 3 Madinah itu sungguh berdebar karena dirinya berasal dari Lombok.
Rasa khawatir mendorong Avip mengirim pesan kepada Hakamah, tetangganya di Desa Rimpik, Kecamatan Gangga, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Baca Juga
"Gimana keadaan di sana?" tulis Avip, Senin, 6 Agustus 2018.
Advertisement
Pesan itu dibalas dengan kabar yang cukup mengejutkan.
"Semua rumah kita roboh saudaraku. Sekarang kami sudah kumpul di lapangan, kamu tenang saja, Rani dan anak-anak Bapak baik-baik," kata Hamakah.
Rumah bagian depan Avip remuk, begitu pula bagian belakangnya rusak parah.
"Iya, enggak bisa ditempati," kata Avip.
Ia pun khawatir, air matanya tertahan, kemudian ingatannya ke Tanah Air muncul. Keselamatan istri dan anak-anaknya menjadi ketakutan terbesar bagi Avip.
"Istri saya terluka tertimpa bangunan," tuturnya.
Menurut Avip, saat ini istri dan anak-anaknya yang mengalami luka ringan akibat gempa dibawa orang tuanya ke Mataram.
"Karena di Mataram dipercaya sebagai tempat yang paling aman," ucap Avip.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Keluarganya Trauma
Avip menambahkan, saat ini keluarga dan kerabatnya masih dalam kondisi trauma. Bahkan, melihat tembok pun trauma.
"Sebagian besar rumah hancur, banyak korban luka-luka dan belasan orang meninggal," terangnya.
Dengan nada bergetar, Avip berpesan kepada keluarga dan masyarakat di Lombok Utara tetap tabah menghadapi bencana ini.
"Kami di sini sebagai petugas haji, PPIH, senantiasa berdoa di Tanah Haram, di Tanah Suci ini, agar semua diberikan ketabahan, kekuatan, dalam melalui cobaan ini. Insyaallah semuanya baik-baik saja," tandas Avip.
Laporan jurnalis Dream, Maulana Kautsar, dari Tanah Suci
Advertisement