Sukses

Tak Ingin Ditahan Bea Cukai, Jemaah Haji Jangan Bawa Barang Ini

Media Center Haji Daerah Kerja Bandara melaporkan, Senin, 6 Agustus 2018 malam, sebuah koper jemaah kloter 65 Embarkasi Jakarta-Bekasi terpaksa dibongkar saat diperiksa di Bea Cukai.

Liputan6.com, Jakarta - Hingga pekan-pekan terakhir gelombang kedatangan jemaah calon haji Indonesia ke Tanah Suci, sejumlah koper milik jemaah masih harus menjalani pembongkaran di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi.

Jemaah calon haji pun kembali diimbau agar berhati-hati memilih barang yang dibawa ke Tanah Suci.

Media Center Haji Daerah Kerja (MCH Daker) Bandara melaporkan, Senin, 6 Agustus 2018 malam, sebuah koper jemaah kloter 65 Embarkasi Jakarta-Bekasi terpaksa dibongkar saat diperiksa di Bea Cukai. Pemiliknya juga sempat diamankan oleh pihak Imigrasi Saudi.

"Persoalannya jemaah membawa HT (handy talkie) dan dianggap menyembunyikan HT saat keluar dari pemindaian X-Ray," ujar Pelaksana Seksi Linjam Daker Bandara, Ubaidillah, seperti dikutip dari situs www.kemenag.go.id, Rabu (8/8/2018).

Akhirnya, ucap Ubaidillah, sejumlah alat komunikasi itu disita pihak Imigrasi. Dalam surat penyitaan, kata dia, disebutkan bahwa jika hingga sepuluh hari mendatang tidak diproses, pihak Bea Cukai akan mengenakan denda bayaran penempatan di gudang per hari.

"Jika tetap tak diurus izinnya, barang-barang tersebut akan dilelang," ucapnya.

Menurut Ubaidillah, penyitaan alat serupa sudah ketiga kalinya terjadi sepanjang gelombang kedatangan jemaah calon haji tahun ini. Dia mengatakan, penggunaan alat komunikasi tersebut memang harus melalui perizinan ketat di Saudi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

Curigai Senter

Sementara itu, menurut Kepala Daker Bandara PPIH Arab Saudi Arsyad Hidayat, tak hanya HT, pada akhir pekan lalu juga calon haji dari kloter 15 Embarkasi Batam juga dibongkar kopernya terkait barang yang dibawa. Pihak Saudi saat itu mencurigai sebuah senter yang dibawa jemaah bersangkutan.

Setelah diperiksa, kata Arsyad, barang tersebut adalah senter kejut yang biasa digunakan petugas kepolisian melumpuhkan pelaku kejahatan. Alat itu akhirnya harus dirusak aktivasi fungsi kejutnya agar bisa kembali dibawa jemaah.

"Jadi, memang harus diingatkan pada jemaah yang masih di Tanah Air agar berhati-hati soal barang bawaannya agar tak disita di Arab Saudi," kata Arsyad.

Dia memaparkan, alat-alat elektronik yang dirasa perlu juga jangan dibawa secara bersamaan dalam satu koper. Misalnya, kata Arsyad, earphone yang biasanya digunakan jemaah calon haji khusus mendengar arahan ketua kelompok, sebaiknya dibagikan per jemaah di Tanah Air.

"Tahun kemarin, ada alat-alat tersebut yang disita karena ditempatkan dalam satu koper," tegas Arsyad.