Liputan6.com, Jakarta - Badan Penelitian dan Pengembangan, dan Pendidikan dan Pelatihan (Balitbang dan Diklat) Kementerian Agama pada musim haji 2018 ini mengirimkan tim peneliti ke Arab Saudi. Tim akan fokus melakukan survei terkait efektivitas bimbingan manasik haji.
"Survei ini akan mengukur sejauhmana pengetahuan dan praktik jemaah terkait manasik haji. Selain itu survei juga dilakukan untuk mengukur bagaimana kualitas bimbingan yang selama ini mereka peroleh, baik bimbingan di Kankemenag-KUA, KBIH, TPIHI, dan pengelola haji khusus," ujar Ketua tim A Jamil Wahab, seperti dikutip dari laman www.kemenag.go.id, Jumat (17/8/2018).
Baca Juga
Ia mengatakan, survei dilakukan oleh tim yang terdiri dari 5 orang peneliti dan melibatkan 800 responden dipilih secara random. Survei tersebut akan dilakukan terhadap jemaah haji reguler dan haji khusus.
Advertisement
"800 jemaah tersebut merupakan sampel dari total jumlah jemaah haji tahun 2018 yaitu sebanyak 221.000 jemaah haji," ucap Jamil.
Menurut Jamil, survei ini penting dilakukan. Sebab, kata dia, meski banyak bimbingan yang dilakukan baik oleh pemerintah maupun masyarakat, namun faktanya masih ada sebagian jemaah haji yang saat di Arab Saudi masih menjalankan ibadah belum sesuai ketentuan.
Â
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jemaah Sangat Ikuti Ritual
Sementara itu, Kepala Badan Litbang dan Litbang Kemenag Abdurrahman Masud yang juga menjadi pengarah tim survei haji mengatakan, kegiatan haji jemaah kita sangat ritual.
"Jemaah kita too ritualistic, itupun disertai dengan pemahaman ibadah ritual yang belum sempurna, bahkan banyak jamaah yang bermakmum saja dengan pembimbingnya," kata dia.
Ia menilai, hikmah haji jemaah Indonesia belum optimal.
"Ranah penghayatan substansi, makna, dan hikmah ibadah haji juga secara umum belum optimal. Hikmah haji agar memperoleh haji mabrur yang lebih seimbang antara makna haji lahiriah dan spiritualiah perlu dipastikan untuk model pembinaan haji kedepan," jelas Masud.
Advertisement