Liputan6.com, Jakarta - Perjalanan pulang usai melempar jumrah dari Jamarat ke Mina menjadi fase tersulit jemaah haji, termasuk jemaah haji Indonesia. Setelah berjalan kaki sekitar empat kilometer, jemaah akan pulang ke pemondokan di Mina.
Kondisi yang lelah memaksa sebagian jemaah mencari jasa kursi roda tak resmi. Jemaah haji yang menyewa jasa kursi roda ilegal harus merogoh kocek hingga dalam.
Baca Juga
Contohnya seorang haji asal Makassar, Daeng Nazar. Ia harus rela mengeluarkan uang sebesar 300 Riyal atau sekitar Rp 1 juta agar bisa membawa sang ibu ke penginapan.
Advertisement
"Lumayan mahal untuk sekali pakai, tapi mau gimana lagi ibu saya sudah tidak kuat jalan lagi," ujar Daeng Nazar.
Berdasarkan informasi, sewa kursi roda pada puncak musim haji bisa mencapai 100 hingga 500 Riyal. Dengan tarif tersebut, jemaah akan mendapat layanan menggunakan kursi roda saat tawaf dan sai dengan orang yang akan mendorong.
"Saya minta jemaah tunggu bersabar sampai petugas membantu, kalau sampai 500 Riyal tidak wajar, terlalu mahal," ucap Daeng Nazar.
Â
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:Â
Beda Resmi dan Ilegal
Perbedaan jasa kursi roda resmi dan ilegal sangat mencolok, salah satunya dengan mengenali seragam yang digunakan. Tarif yang dipatok jasa kursi roda ilegal biasanya sangat mahal. Tak hanya itu, terkadang mereka suka meninggalkan jemaah haji begitu saja.
Sementara, untuk kursi roda yang disiapkan petugas haji Indonesia jumlahnya terbatas. Sehingga akan sulit membagi-bagikannya dengan ribuan jemaah haji Indonesia.
Sebelumnya, Direktur Bina Haji dan Umrah Kementerian Agama Khoirizi H Dasir mengatakan, kursi roda, tandu, dan kelengkapan P3K telah disiapkan untuk hari pertama jemaah haji melempar jumrah. Peralatan itu diberikan kepada tim Pertolongan Pertama Pada Jemaah Haji (P3JH).
"Karena petugasnya baru 20-an orang, rencana pengadaan sekitar 10 alat (kursi roda) dulu," kata Khoirizi.
P3JH merupakan tim yang baru dibentuk dan pertama kali diterjunkan dalam musim haji tahun ini. Tim P3JH disiapkan untuk mengisi titik kosong yang selama ini kurang terlayani maksimal khususnya pada masa puncak haji, Arafah-Mina-Muzdalifah (Armina).
Â
Laporan jurnalis Dream, Maulana Kautsar, dari Tanah Suci
Advertisement